Pacitanku.com, PACITAN – Museum & Galeri SBY*ANI berkolaborasi dengan Komunitas Perupa Pacitan dan ISI Yogyakarta sukses menggelar Pameran Lukisan Rekacipta bertajuk “70 Miles of Sea Paradise“.
Pameran akbar yang digelar pada Sabtu (14/6/2025) di Museum dan Galeri SBY-Ani ini bukan sekadar ajang apresiasi seni, melainkan proklamasi visual yang mengukuhkan Pacitan sebagai destinasi wisata dunia dan meluncurkan identitas barunya yang memikat.
Asisten Administrasi Umum yang mewakili Bupati Pacitan Deni Cahyantoro mengungkapkan kebanggaannya.
“Ini adalah yang pertama di Pacitan dengan skala sebesar ini. Semoga acara ini bisa berkelanjutan dengan agenda dan jadwal yang tertata apik, menarik lebih banyak peminat, dan mampu memberikan dukungan signifikan bagi kesenian di Pacitan,”ujarnya.
Setelah serangkaian sambutan dan penyerahan apresiasi, acara mencapai puncaknya dengan kegiatan melukis bersama Forkopimda, menandai dibukanya pameran secara resmi.
Momen ini dilanjutkan dengan sesi foto bersama sebelum para tamu dan seniman menikmati pameran yang telah disiapkan dengan apik.
Nabila Amalina, Direktur Administrasi Museum & Galeri SBY*ANI, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
“Alhamdulillah, Pameran Rekacipta ini terselenggara dengan sangat baik. Kami mengundang pelukis-pelukis nasional, dengan karya dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak TK hingga seniman profesional. Bahkan, ada partisipasi dari Bali, Malang, Semarang, dan berbagai daerah lainnya,” jelas Nabila.
Dia menambahkan, keseriusan pameran ini dibuktikan dengan kehadiran kurator nasional ternama, Nano Warsono.
“Semoga acara ini dapat ditangkap baik oleh masyarakat dan seniman di Indonesia, serta menjadi penyemangat bagi semua untuk terus berkarya, khususnya di Kabupaten Pacitan,” imbuhnya.
Mengintip Identitas Baru Pacitan Lewat Karya Seni

Tema “70 Miles of Sea Paradise” menjadi jantung pameran ini. Tagline baru Kabupaten Pacitan, yang akan diluncurkan secara resmi pada Agustus mendatang, kini telah “diintip” melalui karya-karya yang dipamerkan.
Ini adalah sebuah “teaser” yang mengajak publik, baik lokal maupun nasional, untuk mengenal lebih dekat identitas baru Pacitan yang digagas langsung oleh Bapak SBY.
Seniman yang berpartisipasi menjelajahi samudra Pacitan dengan kuas dan cat mereka. Warna biru laut yang khas, gulungan ombak yang indah, kekayaan biota laut yang beraneka ragam, lanskap pantai yang eksotis, senja yang memukau, hingga aktivitas budaya pesisir, semuanya menjadi inspirasi tak terbatas.
Melalui imajinasi mereka, para seniman menginterpretasikan laut sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Pacitan.
Ada yang terinspirasi oleh keindahan alamnya, ada pula yang mengingatkan akan pentingnya pelestarian ekosistem laut.
Pameran Rekacipta ini merupakan bagian tak terpisahkan dari South Bay Festival 2025, sebuah rangkaian acara seni yang mencakup seni lukis, musik, dan film.
Kolaborasi erat dengan komunitas lokal Pacitan serta Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menunjukkan komitmen untuk membangun sinergi lintas daerah dan memperkuat identitas lokal. “Kami berharap dapat menjalin kerja sama dengan lebih banyak komunitas lagi,” ujar Nabila.
Inklusivitas dan Ragam Karya

Lebih dari sekadar pameran, Rekacipta juga menghadirkan serangkaian kegiatan menarik yang akan berlangsung hingga 29 Juni 2025.
Selain pameran utama, pengunjung dapat menikmati Screening Film pada tanggal 14, 21, 22, dan 28 Juni yang terbuka untuk umum.
Triyono, seorang perupa Pacitan, menyambut baik inisiatif ini.
“Sangat bagus sekali untuk perkembangan seni rupa Pacitan dengan adanya Pameran Rekacipta ini. Teman-teman punya ruang ekspresif untuk berkarya dengan ruangan yang luar biasa ini,” tuturnya.
Ia juga menyoroti inklusivitas pameran ini.
“Kami diberikan ruang yang sama, baik seniman normal maupun disabilitas. Alhamdulillah, ternyata karya mereka juga luar biasa, bahkan ada yang sudah laku terjual!” tambahnya.
Total 130+ lukisan dipamerkan, terdiri dari karya peserta Workshop Proses Kreatif Melukis dan karya-karya hasil submission yang lolos kurasi ketat.
Keberagaman latar belakang seniman sangat terlihat, mulai dari anak-anak SLB dari Madiun, Ponorogo, Pacitan, hingga seniman dari berbagai penjuru Indonesia.
Sekitar 50 karya anak-anak dari hasil workshop melukis bersama juga turut memeriahkan pameran, bahkan ada pula lukisan dari staf Bapak SBY.
Proses kurasi dilakukan secara daring dan luring. Karya undangan dikurasi secara internal oleh tim Museum & Galeri SBY*ANI dan Komunitas Perupa Pacitan, sementara karya open submit dikurasi langsung oleh kurator nasional Nano Warsono secara daring.
“Saya harap pameran ini tidak hanya menjadi wadah apresiasi, tetapi juga sebagai pemantik awal, satu langkah kerja, satu usaha yang kita buat untuk mengenalkan Pacitan lewat karya,”pungkas Nabila.
Pameran “70 Miles of Sea Paradise” adalah perjalanan artistik tanpa akhir, sebuah undangan untuk menemukan kembali makna ‘surga’ dalam setiap mil garis pantai Pacitan, dan semangat baru untuk terus berkarya bagi seniman di Kabupaten Pacitan.