Jelang Puncak Haji, Jemaah Pacitan Gelar Istighosah dan Mantapkan Persiapan Spiritual di Tanah Suci

oleh -138 Dilihat
KHUSYUK BERMUNAJAT: Jemaah haji Kloter SUB 55 asal Kabupaten Pacitan menggelar istighosah (doa bersama) di Musholla Maktab mereka di Makkah. Kegiatan ini merupakan ikhtiar spiritual untuk memantapkan kesiapan menjelang puncak ibadah haji, Armusna (Arafah, Muzdalifah, Mina), yang akan dimulai pada 7 Zulhijjah 1446 H atau Rabu, 4 Juni 2025. (Sumber Foto: Kantor Kemenag Pacitan)

Pacitanku.com, MAKKAH – Gema doa dan lantunan dzikir membumbung dari Musholla Maktab Kloter SUB 55 asal Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Para jemaah haji menggelar istighosah, sebuah ikhtiar spiritual mendalam, sebagai persiapan menyambut puncak ibadah haji—rangkaian Armusna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang dijadwalkan dimulai pada 7 Zulhijjah 1446 H, bertepatan dengan Rabu, 4 Juni 2025.

Istighosah yang berlangsung pada Senin (2/6/2025) tersebut digelar secara khusyuk tersebut dipimpin langsung oleh pembimbing ibadah, KH. Abdullah Sajad.

KH Sajad mengungkapkan rasa syukur atas kondisi kesehatan seluruh jemaah yang prima menjelang prosesi ibadah terpenting.

“Alhamdulillah, seluruh 207 jemaah haji asal Pacitan dalam kondisi sehat walafiat dan menyatakan kesiapan penuh untuk melaksanakan ibadah Armusna. Ikhtiar lahiriah telah kami optimalkan. Maka hari ini, kita bersama-sama bermunajat kepada Allah SWT, memohon kemudahan, kekuatan, serta kelancaran dalam menjalankan seluruh rangkaian ibadah suci ini,”tutur KH. Abdullah Sajad.

Sementara itu, Petugas Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Kloter SUB 55, Baharuddin, dalam tausiyahnya mengangkat tema “Menggapai Kemuliaan Bulan Dzulhijjah” sebagai ruh spiritual bagi para tamu Allah.

Pria yang juga Kepala Kantor Kemenag Pacitan ini menekankan bahwa kesempatan berkumpul di Tanah Suci merupakan buah dari kemuliaan bulan Dzulhijjah.

“Hari ini, kita, para jemaah haji 1446 Hijriah, dapat berhimpun di bumi haram ini berkat kemuliaan bulan Dzulhijjah. Lebih dari empat juta jemaah dari seluruh penjuru dunia kini menantikan dengan penuh harap puncak ibadah haji pada 9 Zulhijjah, Kamis mendatang, untuk melaksanakan wukuf di Padang Arafah,”papar Baharuddin.

“Malam harinya, kita akan bergeser untuk mabit di Muzdalifah, sembari mengumpulkan kerikil untuk melontar jumrah. Selepas tengah malam, perjalanan dilanjutkan menuju Mina untuk mabit dan menunaikan lontar jumrah selama hari-hari tasyrik,”imbuhnya.

Baharuddin juga mengingatkan makna mendalam Padang Arafah. Menurutnya, Arafah bukan hanya sekadar lokasi ritual, melainkan tanah suci yang menjadi saksi agung pertemuan Nabi Adam AS dan Siti Hawa.

Di sinilah umat Islam dari berbagai latar belakang melebur menjadi satu, menanggalkan segala atribut duniawi—sosial, ekonomi, ras, bahkan politik—hanya berbalut dua lembar kain ihram putih yang melambangkan kesucian dan kesetaraan.

“Di tempat ini, kita semua bersimpuh di hadapan Sang Pencipta, bermunajat penuh harap, memohon ampunan dan kemuliaan dari Dzat Yang Maha Mulia,” jelasnya.

Bagi umat Islam yang belum berkesempatan menunaikan ibadah haji tahun ini, Baharuddin mengingatkan amalan sunnah yang dianjurkan.

“Disunnahkan untuk melaksanakan puasa Arafah pada 9 Zulhijjah, dan Tarwiyah sehari sebelumnya, yang keutamaannya adalah pengampunan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, sebagaimana janji Rasulullah SAW. Di bulan penuh keutamaan ini pula, umat Islam dianjurkan untuk berqurban sebagai wujud ketaqwaan dan kesalehan sosial,” tambahnya.

Lebih lanjut, Baharuddin memberikan penekanan khusus mengenai persiapan wukuf di Arafah. Ia meminta jemaah untuk memahami dan menaati segala larangan serta menjalankan anjuran selama berihram dan wukuf.

“Wukuf adalah inti dari ibadah haji, maka harus dijalani dengan kekhusyukan paripurna. Hindari berkata kasar, mencela, bertengkar, mencukur rambut, memotong kuku, memakai wewangian, atau melakukan hubungan suami istri selama dalam keadaan ihram. Jaga adab, kebersihan, dan suasana khidmat,” tegasnya.

Sebagai gantinya, ia menganjurkan jemaah untuk memperbanyak dzikir, doa, istighfar, membaca Al-Qur’an, serta meluangkan waktu untuk muhasabah diri.

Dengan semangat persiapan lahir dan batin yang matang, jemaah haji Kloter SUB 55 asal Pacitan siap menyongsong puncak ibadah haji, berharap dapat meraih haji yang mabrur, doa yang mustajab, dan kemuliaan yang berlimpah di bulan Dzulhijjah yang penuh berkah ini.

“Wukuf bukan hanya kehadiran fisik, tetapi hadirnya hati yang tulus, tunduk, dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Jagalah suasana batin agar tetap tenang dan khusyuk dalam bermunajat,”pesannya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.