Gelorakan Ayo Mondok, KH Luqman & Gus Hans Pimpin Sinergi Pesantren Aman dan Santri Melek Digital

oleh -125 Dilihat
Halal Bihalal Sothel Group yang dihadiri para kiai dan gus di Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Rabu (23/04/2025), KH. Luqman menekankan pentingnya persatuan pesantren dalam mencetak generasi bertakwa. (Foto: Dok AISNU for Pacitanku)

Pacitanku.com, MAGETAN – Semangat “Gerakan Ayo Mondok” kembali bergelora di kalangan pesantren Jawa Timur.

Dipelopori oleh dua tokoh kharismatik, Pengasuh Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan, KH. Luqman Harist Dimyathi, dan Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang, KH. Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), inisiatif ini hadir dengan misi ganda.

Misi tersebut adalah meneguhkan citra pesantren sebagai kawah candradimuka yang aman sekaligus mendorong para santri agar tangkas beradaptasi di era digital.

Gema kebangkitan gerakan ini mulai terdengar dalam suasana hangat silaturahmi Halal Bihalal Sothel Group di Pondok Pesantren Al Fatah, Temboro, Magetan, Rabu (23/4/2025).

Di hadapan para kiai dan gus yang hadir, KH. Luqman Harist Dimyathi menggarisbawahi urgensi persatuan dan soliditas pesantren dalam mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia dan bertakwa.

Menimpali seruan tersebut, Gus Hans memaparkan data dan fakta terkini mengenai isu kekerasan yang sempat mencoreng nama baik pesantren.

Ia menekankan perlunya langkah strategis dan responsif untuk memulihkan kepercayaan publik serta memastikan pesantren tetap menjadi pilihan utama pendidikan yang menenangkan hati para orang tua.

Sebagai langkah konkret, “Gerakan Ayo Mondok” akan menggelar acara “Muhalaqoh”—gabungan Muhasabah (refleksi mendalam) dan Halaqoh (diskusi terbuka)—pada minggu ketiga bulan Mei mendatang.

Bertempat di Pondok Pesantren KH. Anwar Iskandar, Ngasinan, sesi Muhasabah akan menjadi forum internal para pengasuh pesantren. Dipandu oleh Alissa Wahid, forum ini secara khusus akan membahas strategi jitu pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan pesantren.

Melengkapi sesi refleksi tersebut, sesi Halaqoh akan menghadirkan kejutan dengan partisipasi tokoh publik ternama, Raffi Ahmad.

Diskusi ini akan mengupas tuntas peran vital santri, bu nyai, dan kiai dalam menavigasi dan menguasai lanskap multiplatform serta media sosial.

Tujuannya adalah membekali seluruh elemen pesantren dengan kecakapan digital yang relevan dengan tuntutan zaman, mengubah tantangan menjadi peluang.

Lebih jauh, Gus Hans turut mengungkapkan visinya untuk membawa wajah pesantren lebih dekat ke masyarakat luas melalui program televisi yang melibatkan partisipasi aktif para santri.

Langkah ini diharapkan dapat membangun narasi dan representasi pesantren yang positif, akurat, dan inspiratif di kancah media nasional.

Kebangkitan “Gerakan Ayo Mondok” ini diharapkan menjadi momentum strategis bagi seluruh pesantren untuk terus berbenah, meningkatkan standar mutu pendidikan, dan merangkul kemajuan era digital tanpa tercerabut dari akar nilai-nilai luhur kepesantrenan.

Sinergi erat antara ulama, tokoh publik, dan media menjadi kunci untuk kembali menarik minat generasi muda, menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan unggul yang relevan dan terpercaya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.