Cerita Rahma Aji Pratama, Seniman Pacitan yang Tak Lelah Lestarikan Reog Ponorogo

oleh -522 Dilihat
Rahma Aji Pratama, Seorang seniman Reog di Pacitan menunjukkan perlengkapan keseniannya, termasuk kepala Singo Barong dan kendang yang digunakan dalam pertunjukan. (Foto: As Syifa Dian Ramadhani/Tim JIP Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Di tengah gempuran modernisasi, kesenian Reog, warisan budaya khas Ponorogo, Jawa Timur, masih terus bertahan berkat dedikasi para pelaku seni.

Salah satunya adalah Rahma Aji Pratama, seorang seniman Reog asal Pacitan yang tak pernah lelah menjaga tradisi ini agar tidak tergerus oleh zaman.

Bertempat tinggal di Dusun Padangan, Desa Banjarsari, Kecamatan Pacitan, Aji –sapaan akrabnya–mengabdikan hidupnya untuk melestarikan Reog. Kecintaannya pada seni tradisional mengalir dalam darahnya.

“Naluri dari nenek moyang, ya dulu simbah juga pemain Reog,” ungkap Aji, Kamis (13/02/2025) saat ditemui tim journalism internship program (JIP) Pacitanku.com di rumahnya.

Tak hanya aktif di Pacitan, Aji juga tergabung dalam komunitas Reog di Ponorogo dan Wonogiri. Keikutsertaannya dalam berbagai komunitas ini menjadi wadah untuk memperluas jaringan, belajar, dan berbagi pengalaman dalam menjaga tradisi Reog.

Selain itu, Aji juga berpartisipasi dalam berbagai festival, seperti Festival Reog Ponorogo dan Semarak Singo Barong di Solo, untuk memperkenalkan kesenian Reog kepada masyarakat luas.

Aji saat memperagakan atraksi dengan kepala Singo Barong dalam sebuah pertunjukan seni tradisional. (Foto: Dok. Pribadi Aji)

Bagi Aji, pengalaman paling berkesan adalah dapat menjalin pertemanan yang erat dengan sesama pelaku seni.

Semangat guyup rukun menciptakan ikatan yang kuat, baik dalam latihan maupun kehidupan sehari-hari.

Dalam proses latihan, Aji menekankan pentingnya niat dan minat.

 “Yang utama kalau mau belajar itu niat, punya niat pasti jadi,” ujarnya.

Dengan tekad yang kuat, siapa pun bisa mendalami kesenian ini.

Namun, tantangan tetap ada. Minimnya undangan pentas menjadi kendala dalam menjaga keberlanjutan Reog.

“Kalau pas ada yang mengundang, mereka ikut latihan, tapi setelah itu tidak datang lagi. Lama-lama jadi enggan untuk berlatih,”kata Aji.

Meski demikian, Aji bersyukur karena peminat Reog di Pacitan masih cukup banyak.

Dia juga berharap dukungan dari pemerintah daerah dapat terus ditingkatkan. “Tergantung bupatinya, kalau bupatinya senang kesenian, insyaallah tambah hidup,” pungkasnya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.