Semarak Malam 1 Suro di Pacitan, Ratusan Warga Nikmati Ikan Bakar dengan Total Seberat 1,5 Ton

oleh -2 Dilihat
FESTIVAL NELAYAN. Masyarakat mengantre mengikuti bakar ikan 1,5 ton dalam event festival nelayan, Selasa (18/7/2023). (Foto: Nadia Carolina Hardanti)

Pacitanku.com, PACITAN – Awal tahun baru Islam 1445 hijriyah menjadi salah satu momentum yang cukup menggembirakan, salah satunya bagi para nelayan dan masyarakat Pacitan.

Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan bekerja sama dengan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pacitan menggelar event bakar ikan sebanyak 1,5 Ton di Dermaga Tamperan Pacitan pada Selasa (18/7/2023) malam.

Kegiatan Bakar Ikan gratis 1,5 ton merupakan rangkaian peringatan Malam Satu Suro di Kabupaten Pacitan.

Tak kurang dari 1445 kg ikan dibakar gratis untuk dinikmati masyarakat umum, yang terdiri dari 6 ribu ekor ikan, dengan masing-masing 3 sampai 5 ekor per kilogram.

Bakar Ikan 1,5 Ton merupakan acara yang dapat dinikmati masyarakat dimana pada acara ini para nelayan menyedekahkan hasil tangkap ikan mereka untuk dapat dinikmati secara gratis kepada masyarakat Pacitan.

Masyarakat sangat antusias akan hal itu. Banyak sekali masyarakat yang hadir untuk ikut serta merayakan malam Suro sembari membakar ikan secara gratis. Antusiasme masyarakat terlihat saat yang menghadiri kegiatan itu sekitar 500 peserta.

Dalam perayaan ini pengunjung dapat menikmati ikan secara gratis yang disediakan oleh panitia dan dapat membakar sendiri ikan yang mereka dapatkan.

Selain itu, acara Malam Suro juga memberikan peluang ekonomi bagi para pedagang lokal.

Dalam acara Bakar Ikan terdapat beberapa pedagang lokal yang turut memeriahkan acara tersebut.

Seperti kuliner, kerajinan tangan, dan suvenir yang dapat dinikmati pengunjung yang datang menghadiri perayaan ini.

Salah satu pengunjung event tersebut, Bella Claudyna mengungkapkan kegembiraannya mengikuti kegiatan itu.

“Sangat luar biasa melihat antusiasme masyarakat Pacitan dalam merayakan Malam Suro,”katanya.

Bella mengatakan acara ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi salah satu upaya untuk menjaga kekayaan budaya nenek moyang.

“Tentunya agar tetap hidup dan bisa dinikmati oleh generasi berikutnya,”pungkas Bella.