Pacitanku.com, PACITAN – Setelah dua tahun sempat vakum, Festival Ronthek Pacitan rencananya akan kembali digelar pada Jumat (16/12/2022) hingga Sabtu (17/12/2022) mendatang. Festival ini disebut menjadi agenda seni budaya masyarakat Pacitan yang sayang untuk dilewatkan.
Dalam sejarahnya, Ronthek sebuah acara sederhana yang digunakan untuk membangunkan warga melaksanakan sahur untuk ibadah puasa Ramadhan. Namun lambat laun, ronthek berubah menjadi kreasi tarian dinamis yang indah. Tahun 2011, festival Ronthek Gugah Nagari sampai tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) karena diikuti oleh 2.818 orang.
Ronthek adalah sejenis musik penggugah saat sahur di bulan puasa. Ronthek berasal dari kata “ronda thetek” yang merupakan alat musik sejenis kentongan untuk ronda atau siskamling, terbuat dari bambu yang dilubangi memanjang di bagian tengahnya.
Cara memainkannya dipukul-pukul dengan bambu juga sehingga terdengar alunan musik yang unik dan indah. Dahulu Seni Ronthek Gugah Sahur hanya dikombinasikan dengan instrumen musik tradisional seperti gong, kenong, suling, dan saron.
Namun, saat ini dikombinasikan juga dengan instrumen musik modern seperti saxophone dan bass drum. Tradisi ini mengutamakan kekompakan dan keserasian pemain alat musik, penari, dan pesinden.
Konsep dari kegiatan ini adalah perlombaan Ronthek yang diikuti oleh perwakilan desa/kelurahan se-Kecamatan Kota Pacitan dan perwakilan Kecamatan se-Kabupaten Pacitan.
Baca juga: Dua Tahun Vakum, Festival Ronthek Bertajuk ‘Pacitan Tumandang’ Kembali Digelar Bulan ini
Dalam sejarahnya, karena banyaknya kontestan yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, maka tidak jarang kegiatan ini berlangsung selama berhari-hari pada saat malam hari.
Yang menarik, dalam hajatan ini bukan sekadar adu kreasi memainkan instrumen musik saja melainkan menjadi karnaval malam hari yang disemarakkan dengan tarian dan berbagai penampilan untuk menarik perhatian.
Karnaval ronthek ini sangat meriah. Karena, selain para pemain ronthek yang berdandan layaknya pawai 17 Agustusan dan lebih kreatif lagi seperti Carnival yang digelar di berbagai kota.
Selain itu, setiap kelompok juga mendekorasi kendaraan menjadi aneka macam bentuk yang kreatif. Ronthek menjadi event budaya lokal yang menarik untuk di tunggu.
Festival Ronthek adalah satu khazanah seni budaya yang cukup menjadi hiburan yang menarik bagi masyarakat Pacitan, yang mulai digelar saat tahun 2011 atau saat tahun pertama Bupati Indartato menjabat.
Saat festival dimulai, ini menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Pacitan, karena pada saat itu, ribuan masyarakat Pacitan tumplek bleg menjadi satu di jalur protokol Pacitan.
Selain agenda inti adalah ronthek, biasanya para penari menampilkan busana unik khas Pacitan yang dipadukan dengan tarian menarik, seni musik dengan irama yang bagus, serta tidak ketinggalan properti yang digunakan menambah menarik acara tahunan ini.
Properti yang digunakan tersebut diantaranya adalah mobil yang dihias sedemikian rupa, kemudian kostum yang hampir sama dengan agenda budaya di berbagai kota besar di tanah air.
Juara Festival Ronthek dari masa ke masa
Pertama kali, Festival Ronthek digelar Tahun 2011 tepatnya 18-19 Agustus 2011. Saat itu belum berbentuk festival, melainkan adalah lomba, dimana pada pertama ini dimenangkan oleh Ronthek dari Desa Sedayu Kecamatan Arjosari.
Pada tahun kedua, lomba Ronthek kembali diadakan di Bulan Agustus 2012. Kali ini ganti Desa Bangunsari Kecamatan Pacitan yang keluar sebagai pemenangnya.
Kemudian, pada tahun 2013 kembali diadakan Lomba Ronthek, kali ini penyelenggaraannya di bulan September 2013, dengan Desa Tanjungsari sebagai pemenangnya.
Tahun 2014 lomba ronthek diselenggarakan pada bulan Juli dengan perubahan ke arah Festival, sehingga juaranya diambil dari beberapa kategori yaitu penyaji terbaik, penata musik terbaik dan pelestari budaya.
Untuk hasilnya, lima penyaji terbaik adalah Desa Tanjungsari, Kecamatan Arjosari, Kelurahan Pucangsewu, Desa bangunsari dan Kelurahan Pacitan. Sedangkan tiga penata musik terbaik diraih oleh Kelurahan Baleharjo, Kecamatan Arjosari dan Kecamatan kebonagung. Untuk kategori pelestari budaya diraih oleh Desa Mentoro.
Pada tahun 2015, Ronthek Pacitan digelar pada 21-23 Agustus dalam rangka peringatan HUT ke 70 RI, untuk kategori lima penyaji terbaik, ada lima grup Rontek, yakni Desa Arjowinangun, Kelurahan Pucangsewu, Desa Menadi, Kecamatan Pringkuku dan Kecamatan Ngadirojo.
Sementara, untuk tiga penata musik terbaik jatuh ke tangan Desa Tanjungsari, Kecamatan Arjosari dan Kelurahan Pacitan. Sementara untuk kategori pelestari budaya jatuh ke tangan tim rontek Kecamatan Tegalombo.
Pada tahun 2016, Festival Ronthek Pacitan digelar pada 21-22 Agustus dengan hasil sebagai penyaji terbaik adalah tim dari kelurahan Pacitan. Kemudian tiga penata musik terbaik non ranking diraih Kelurahan Pacitan, Kecamatan Punung dan Kecamatan Kebonagung.
Dalam event tahun 2016, juga diperoleh tiga penata tari terbaik non ranking yang diraih Pucangsewu, Sidoharjo dan Ploso. Penghargaan lain adalah tiga penata properti/artistik terbaik non ranking yang diperoleh Ngadirojo, Pringkuku dan Baleharjo.
Pada tahun 2017, lima penyaji terbaik non ranking tahun 2017 diperoleh tim Ronthek “Songgolangit” Kecamatan Punung, tim Ronthek “Laskar Gempar” Kelurahan Pacitan, tim Ronthek “Jago Suroloyo” Kecamatan Tegalombo, tim Ronthek “Teratai Budoyo” Kecamatan Bandar dan tim Ronthek “Sawunggaling” Desa Menadi.
Pada tahun 2018 lalu, Grup Ronthek “Raung Bambu” Kecamatan Pringkuku akhirnya dinobatkan sebagai juara umum.
Untuk kategori penyaji terbaik juga didapatkan Grup Ronthek “Bina Sakti” Kelurahan Pucangsewu, “Mandala Gong 2000” Kecamatan Punung, “Laskar Gempar” Kelurahan Pacitan, “Raung Bambu” Kecamatan Pringkuku dan “Gringsing Sinampurno” Kecamatan Tegalombo.
Sementara, kategori penata musik terbaik didapatkan tim “Pring Sejati” Desa Bangunsari Kecamatan Pacitan, “Sekar Melati” Kecamatan Arjosari, “Ceria” Desa Tanjungsari, “Raung Bambu” Kecamatan Pringkuku dan “Gugah Rasa” Kecamatan Donorojo.
Setahun berselang, tahun 2019, Grup Ronthek Raung Bambu dari Kecamatan Pringkuku Kembali berhasil menjadi juara umum Festival Ronthek Pacitan tahun 2019. Dengan hasil ini, Pringkuku sukses mengulangi kemenangan tahun 2018 lalu yang juga sukses menjadi juara umum.
Pada tahun 2019, grup dari Pringkuku juga sukses meraih kategori penyaji terbaik dan penata musik terbaik.
Sebagai informasi, Grup Raung Bambu Pringkuku dua tahun berturut-turut menjadi juara umum Festival Ronthek. Pada tahun 2018 lalu, Raung Bambu membuat karya dengan judul “Sri Boyong.”
Sementara pada tahun ini, mengambil judul karya “Durbala Singkir”, menjadi salah satu penampil Ronthek paling istimewa sepanjang perhelatan Festival Ronthek tahun ini.
Setelah sempat diwacanakan akan diselenggarakan tahun 2020, Festival Ronthek vakum karena pandemi COVID-19 menghantam, hingga akhirnya direncanakan akan digelar akhir tahun 2022 ini.
Daftar Juara Festival Ronthek Pacitan dari Masa ke Masa
No | Nama Tim/Desa/Kelurahan/Kecamatan | Tahun | Waktu pelaksanaan | Prestasi |
1 | Desa Sedayu Arjosari | 2011 | 18-19 Agustus 2011 | Juara I |
2 | Desa Bangunsari Pacitan | 2012 | Agustus 2012 | Juara I |
3 | Desa Tanjungsari Pacitan | 2013 | September 2013 | Juara I |
4 | Desa Tanjungsari, Kecamatan Arjosari, Kelurahan Pucangsewu, Desa Bangunsari dan Kelurahan Pacitan | 2014 | 22 – 24 Juli 2014 | Lima penyaji terbaik |
5 | Desa Arjowinangun, Kelurahan Pucangsewu, Desa Menadi, Kecamatan Pringkuku dan Kecamatan Ngadirojo | 2015 | 21-23 Agustus 2015 | Lima penyaji terbaik |
6 | Kelurahan Pacitan | 2016 | 21-22 Agustus 2016 | Penyaji terbaik |
7 | Tim Ronthek “Songgolangit” Punung, tim Ronthek “Laskar Gempar” Kelurahan Pacitan, tim Ronthek “Jago Suroloyo” Tegalombo, tim Ronthek “Teratai Budoyo” Bandar dan tim Ronthek “Sawunggaling” Desa Menadi | 2017 | 4- 6 September 2017 | Lima penyaji terbaik non ranking |
8 | Grup Ronthek “Raung Bambu” Kecamatan Pringkuku | 2018 | 30 Agustus – 1 September 2018 | Juara Umum |
9 | Grup Ronthek “Raung Bambu” Kecamatan Pringkuku | 2019 | 12-14 September 2019 | Juara Umum |
Ronthek ‘Raung Bambu’ Kecamatan Pringkuku