Cerita Keluarga Pembuat Rengginang ‘Krecek’ dari Punung, Pesanan Laris Saat Hajatan Hingga Agustusan

oleh -12 Dilihat
Mbah Saenah penjual Rengginang atau krecek Pacitan dari Desa Punung Kecamatan Punung Pacitan. (Foto: Gusti Nur Muhammad Febriansyah/PKL STKIP PGRI PACITAN)

Pacitanku.com, PUNUNG – Di Pacitan, ada salah satu kue tradisional khas yang banyak ditemui saat hajatan atau Agustusan. Namanya ‘krecek’ atau sering jamak disebut dengan rengginang. Dan salah satu pembuat usaha krecek atau rengginang ini adalah keluarga Saenah, warga Dusun Pakis, Desa Punung, Kecamatan Punung.

Rengginang atau krecek sendiri adalah makanan tradisional yang selalu muncul di hajatan atau acara-acara sebagainya, karena Rengginang sudah termasuk makanan legendaris yang terkenal di setiap daerah tetapi berbeda namanya, kalau di Pacitan sendiri biasanya di sebut dengan “Krecek”.

Rengginang adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang di olah dengan racikan sederhana.

Mbah Saenah memulai bisnis membuat ini dari tahun 1974-an. Seiring berjalannya waktu dan usia yang semakin tua, usaha rengginang miliknya dikelola oleh menantunya, Suparmi dari tahun 1995. Sehingga, jika ditotal, usaha rengginang atau krecek keluarga Mbah Saenah sampai sekarang yang kira-kira sudah 48 tahun.

“Saya itu sebenarnya sudah lelah berbisnis Rengginang karena saya sudah tua, tapi untung mantu saya mau meneruskan pekerjaan saya ini sampai sekarang,”kata Mbah Saenah.

Sementara, menantunya, Suparmi yang ahir di Wonogiri pada tanggal 22 april 1972 memutuskan tahun 1995 beliau pindah ke Dusun Pakis, Desa Punung, Kecamatan Punung karena dinikahi oleh seorang peternak ayam yaitu Bapak Tumino.

Suparmi pun yang pada akhirnya meneruskan Bisnis Rengginang dari Mertuanya yang bernama Mbah Saenah.

“Saya meneruskan bisnis membuat Rengginang ini karena kasihan Mbah Saenah kalau ke pasar sudah tidak kuat karena sudah tua,”ujar Suparmi.

Saat momen hajatan dan Agustusan tiba, usaha rengginang milik keluarga Mbah Saenah banjir pesanan. Selain menerima pesanan, Suparmi juga berdagang di Pasar Margomulyo desa Punung ketika Pahing dan ketika Wage beliau berjualan di Pasar Gondosari.

Ketika tidak di hari Pasaran Wage dan Pahing, Suparmi menggunakan setengah harinya untuk membuat Rengginang untuk pesanan pelanggan.

Olahan rengginang Saenah dan Suparmi sendiri banyak diminati karena kualitas dan rasanya yang gurih.

Selain rengginang gurih, keluarga Saenah juga memproduksi Rengginang Manis yang terbuat dari beras ketan dan di campuri oleh gula merah yang sudah dicairkan.

Ketika cuacanya cerah atau panas, Saenah dan menantunya, Suparmi menggunakan panas matahari untuk mengeringkan Rengginang tersebut. tetapi ketika hujan dirinya  menggunakan tungku untuk memanggang rengginang sehingga bisa kering tanpa panas matahari.

No More Posts Available.

No more pages to load.