Pacitanku.com, PACITAN – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (PT INKA) menggelar uji coba Pengembangan Sistem Rantai Dingin Industri Perikanan Indonesia pada Kamis (23/9/2021) di kawasan dermaga Tamperan, Kecamatan/Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.
Pengembangan tersebut adalah uji coba Reefer Container yang merupakan salah satu jenis kontainer yang dilengkapi dengan pendingin atau refrigeration unit tertutup.
Asisten Deputi (Asdep) Hilirisasi Sumber Daya Maritim Amalyos Chan mengatakan bahwa Kemenko Marves saat ini berharap setelah beberapa parameter terpenuhi, produk Reefer Container bisa diproduksi secara massal untuk kepentingan produksi potensi kelautan dan perikanan dengan kualitas yang baik.
“Kalau kita bicara potensi kelautan dan perikanan cukup besar, Cuma sebesarap besar yang bisa kita daratkan dengan kualitas yang baik, karena apa? kalau kita bicara kualitas itu ada harga. ini dua hal yang sangat berkaitan. Untuk itulah sebenarnya permasalahan ini yang menjadi tantangan kita, INKA sudah menjawab seperti (produk Reef Container) ini, dan kami harap ini tidak akan lama lagi setelah beberapa parameter di uji segala macam, dan ini bisa di scale up mungkin costumernya cukup banyak pak,”jelasnya.
Lebih lanjut, Amalyos berharap dengan adanya inovasi ini bisa meningkatkan nilai tambah atau value added dari sumber daya agromaritim terutama perikanan dan kelautan.
“Ini yang memang kita tidak bisa pungkiri kita punya potensi yang sangat besar, ini yang saya pikir bisa, saya terimakasih sekali kepada inovasi oleh PT INKA,”tandas dia.
Dalam uji coba tersebut, kata Amalyos, tentu tidak semua bisa langsung jadi atau langsung final.Menurutnya ada upaya untuk terus melakukan improvisasi dalam setiap inovasi yang dilakukan, seperti Reefer Container
“Kita selalu improve, jadi setiap inovasi dimana ada semacam masukan itu untuk perbaikan kita akan terus improve, sama halnya seperti ini, ada beberapa catatan kita lihat tadi, kalau lihat spacenya kapal tadi sesuai dengan palkanya, kalau kita lihat tidak masalah, saya pikir kapasitas INKA sudah lebih dari itu, secara umum yang kita inginkan untuk menjaga kualitas, mulai dari laut ditangkap, kemudian didaratkan, persyaratan untuk bisa kita dorong sebagai produksi nasional untk bisa kita scale up, dan bisa dipakai untuk para pelaku usaha nantinya,”papar dia.
Di sisi lain, Amalyos juga berharap dengan inovasi Reefer Container ini kedepan Indonesia bisa lebih mandiri dan berdaulat karena tidak terus bergantung dengan produk negara lain.
“Kami melihat kapasitas punya seperti itu, dan pemerintah punya kewajiban bagaimana kita memanfaatkan inovasi yang memang sudah dimiliki dan INKA sudah memiliki seperti ini, dan kami tidak akan berhenti untuk mendorong suatu inovasi yang bermanfaat bagi negaranya terutama yang berkaitan dengan kedaulatan negara,”ujarnya.
Dalam uji coba tahap awal tersebut, Amalyos mengatakan dari PT INKA ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk bisa di scale up dan untuk dikomersialisasikan.
“Ada berapa tipe tapi kurang lebih sama nanti yang kita harus dipenuhi standarisasinya Apakah itu SNI-nya nanti, apakah TKDN nya terkait dengan kandungannya, yang terpenting nanti untuk ukuran 20-40 nanti kita akan coba penuhi standarisasi internasional ISO nya, Lha itu kita sudah dibicarakan di Madiun,”pungkasnya.
Diketahui, Reefer Container produksi PT INKA ini memiliki spesifikasi dari prototipe yang sudah dibuat, masing-masing berkapasitas 1 ton, 2 ton, dan 5 untuk mini reefer container.
Untuk tingginya ada yang berukuran 20 kaki dan 40 kaki. Adapun temperaturnya berkisar antara -25°C dan -10 °C dengan ambient temperatur 40°C. Sumber listrik dari genset dengan jenis muatan ikan, sayur dan buah dengan operasional portable.
Turut hadir dalam kegiatan uji coba tersebut Direktur Utama PT INKA Budi Novianto, Deka Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Maftuch, perwakilan Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia Hasanudin Yasmi, dan perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan.
Pewarta: M Akhli Sofan
Editor: Dwi Purnawan