Tips Aman Bersepeda Agar Terhindar dari Serangan Jantung

oleh -0 Dilihat
GOWES. Gubernur Khofifah saat gowes di Pacitan pada Ahad (18/10/2020). (Foto: Sulthan Salahuddin/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Saat ini kegiatan bersepeda atau gowes banyak dilakukan orang dan menjadi salah satu olahraga favorit, tak terkecuali di Pacitan. Namun demikian, beberapa kali terjadi kasus serangan jantung mendadak usai mengikuti kegiatan bersepeda atau gowes.

Lalu bagaimana cara agar bersepeda aman dari serangan jantung?

Dr. dr. Meity Ardiana SpJP(K)., FIHA., FICA., FAsCC., salah satu dosen di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) mengatakan bahwa bersepeda bermanfaat bagi kesehatan jantung karena dapat menurunkan angka penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah jantung.

Lebih lanjut, dosen yang juga seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah tersebut memberikan tips aman saat bersepeda agar terhindar dari serangan jantung dan kejadian yang tidak diinginkan lainnya.

Pertama, dr. Meity mengatakan jika termasuk ke dalam individu yang berisiko dengan penyakit jantung maka, sebaiknya individu tersebut melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada ahli jantung.

“Individu yang berisiko dengan penyakit jantung maka dianjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada ahli jantung,” ucapnya dikutip dari laman Kominfo Jatim pada Rabu (2/6/2021).

Kedua, sambung dr. Meity, jika individu tidak memiliki faktor risiko penyakit jantung maka sebaiknya melakukan olahraga bersepeda secara bertahap.

Tahapan tersebut didasarkan atas pertimbangan FITT (frequency, intensity, time, type). Misalnya frequency, dr. Meity menjelaskan awal mula bersepeda dapat dilaksanakan tiga kali seminggu kemudian bertahap hingga bisa dilakukan setiap hari atau tujuh kali seminggu.

Kemudian, lanjut dr. Meity, terkait dengan intensity maka dapat diawali dengan intensitas yang ringan hingga intensitas yang menyesuaikan dengan kondisi tubuh individu. Penentuan intensitas dapat dilakukan berdasar Mets atau metabolic equivalents pada individu tersebut.

Lalu, terkait dengan time atau berapa lama waktu untuk bersepeda, dr. Meity memberi contoh misalnya pada awal ditentukan hanya selama 20 menit saja kemudian akan dinaikkan secara bertahap sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh dokter jantung.

Terakhir adalah terkait dengan type, misalnya pada awal hanya melakukan aerobic exercise seperti bersepeda namun ketika kemampuan individu sudah lebih baik maka dapat ditambah dengan tipe lain seperti resistance training yang digunakan untuk melatih kemampuan otot.

Sebagai penutup, dr. Meity mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selama bersepeda. Dia menegaskan kepada masyarakat khususnya para pesepeda agar tetap menggunakan masker, rutin mencuci tangan dan jangan lupa untuk menjaga jarak.

“Jika yang dilakukan adalah bersepeda santai maka dianjurkan menjaga jarak sejauh 10 meter, jika bersepeda dengan speed (kecepatan, Red) yang lebih cepat maka dianjurkan untuk menjaga jarak sejauh 20 meter,”pungkasnya.