Tradisi Ziarah Kubur Jelang Ramadhan Membawa Berkah Penjual Bunga Tabur di Pacitan

oleh -224 Dilihat
Bunga tabur menjadi tradisi masyarakat muslim menyambut Ramadhan. (Foto: Sofyan Hadi)

Pacitanku.com, PACITAN – Bulan suci Ramadhan tinggal menghitung hari dan membawa kabar gembira kepada seluruh umat muslim. Beragam tradisi selalu mengiringi kehadiran bulan penuh kemuliaan ini. Salah satunya adalah tradisi ziarah kubur.

Tradisi ini masih banyak dilestarikan oleh masyarakat Pacitan. Mereka biasanya berbondong-bondong pergi ke pemakaman untuk mendoakan leluhur maupun sanak saudara yang telah meninggal.

Tradisi ziarah kubur juga menjadi ladang rezeki bagi segelintir orang, mereka menggelar lapak sederhana di pinggir jalan dan menyediakan bunga untuk dibawa ke makam.

Salah satunya adalah Siti, penjual bunga tabur yang sudah berjualan bunga untuk ziarah sejak beberapa tahun terakhir diseputaran Cuwik, Ploso, Pacitan.

Menurut pengakuannya, omzet dari penjualan bunga ini bisa dibilang menggiurkan dan cukup untuk menambah pemasukan keluarga.

“Omzet dari penjualan bunga saya bisa mencapai  Rp 500 ribu hingga Rp1 juta per hari, akan tetapi itu tidak menentu tergantung ramai atau tidaknya pembeli. Pembeli biasanya ramai diakhir pekan dan beberapa hari sebelum puasa,”tutur Siti saat ditemui Pacitanku.com, Jumat (9/4/2021).

Siti juga mengaku bahwa diawal kemunculan COVID-19 lalu terpaksa membuatnya harus berhenti berjualan dan sekarang mencoba untuk berjualan kembali. 

Siti mengambil bunga dari supplier yang berasal dari Boyolali dengan harga 125 per kilo. Bunga yang biasa digunakan untuk ziarah biasanya bunga kertas, mawar, kenanga, mawar dan bunga sejenis , tergantung supplier. Selain itu juga ada campur minyak wangi dan tepung beras didalam bunga tabur racikannya.

Dirinya biasa berjualan dari hari Jumat s.d Senin , hal ini dilakukan karena selain berjualan bunga, dia juga bekerja di salah satu jamu herbal yang berada di Ploso, Pacitan. 

“Kami berharap agar tahun depan masih diberikan kesempatan, kesehatan dan umur panjang agar bisa berjumpa kembali di bulan ramadhan berikutnya,”pungkasnya.

Kontributor: Sofyan Hadi (Jurnalis Magang STKIP PGRI Pacitan)
Editor: Dwi Purnawan