Ketua LSM Bhineka Bangsa Sutikno Pantas Diberikan Penghargaan

oleh -0 Dilihat
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bhinneka Bangsa, Sutikno. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN — Mungkin ada yang terlupakan dibalik hiruk-pikuknya penanganan coronavirus disease 2019 (COVID-19). Salah satunya sosok fenomenal yang belakangan ini kembali aktif di dunia sosial dan pergerakan politik jelang Pilbup.

Dia adalah Sutikno, Ketua LSM Bhineka Bangsa. Berkat jasanya, pasien positif COVID-19 yang semula masih misterius akhirnya terkuak. Bahkan sampai detik ini sudah menjadi lima orang dalam satu klaster dan satu orang lainnya dari klaster yang belum jelas.

Mantan anggota DPRD Pacitan dari Partai Golkar, Achmad Sunhaji, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan sejawatnya itu.

Sebab tanpa pernyataan Sutikno melalui media massa, soal rombongan dari Pacitan yang datang ke asrama haji Sukolilo Surabaya dalam rangka mengikuti sosialisasi penyelenggaraan haji, mungkin jumlah pasien positif covid-19 di Pacitan akan meledak.

“Kami sampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Mas Sutikno, yang telah berjasa kepada masyarakat. Sebab tanpa pernyataan beliau di media massa, mungkin gugus tugas akan lebih kesulitan melakukan tracing dan menemukan sumber episenter penyebaran coronavirus di Pacitan,” ujarnya, Ahad (3/5) malam.

Karena itu, pria yang akrab disapa Sunhaji ini berharap agar gugus tugas percepatan penanganan covid-19 Pemkab Pacitan, bisa memberikan apresiasi dan penghargaan kepada suadara Sutikno.

“Sebab tanpa jasanya, mungkin jumlah pasien positif covid-19 di Pacitan bakal semakin bertambah lagi. Tapi Alhamdulillah, berkat informasi yang disampaikan melalui media massa akhirnya gugus tugas bisa meminimalisir sebaran,” jelasnya.

Adapun pernyataan Sutikno melalui media masa beberapa waktu lalu adalaj mendesak agar Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan, tidak menutup-nutupi ikhwal satu panitia haji asal Kediri yang dikabarkan meninggal karena terinfeksi COVID-19.

Menurut Sutikno saat itu, belum lama ini Kemenag Pacitan mengirimkan beberapa orang untuk mengikuti kegiatan sosialisasi pelaksanaan haji di asrama haji Sukolilo Surabaya. Pun tak lama kemudian, beredar kabar satu peserta asal Kediri meninggal dunia dan diduga terinfeksi COVID-19.

“Kalau itu tidak karena COVID-19, tapi kenapa kok jenazahnya dibungkus plastik dan proses pemakamannya dilaksanakan dengan protokol kesehatan. Jadi saya minta Kemenag Pacitan, jangan menutup-nutupi masalah tersebut,” kata Sutikno, Senin (30/3/2020 yang lalu.

Ia meminta agar lembaga di bawah Kementerian Agama itu, bisa lebih terbuka. Sebab ini menyangkut keselamatan nyawa masyarakat Pacitan.

“Kami meminta mereka yang hadir pada kegiatan tersebut, dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Dan harus dilakukan karantina minimal selama 14 hari,” desak pegiat LSM yang membidangi search and rescue (SAR) tersebut.

Sutikno khawatir, Pacitan yang selama ini aman dari sebaran COVID-19, akan berpotensi terjadi penularan gegara kecerobohan.

“Kami masih memedomani berita yang sampai detik ini belum diralat. Bahwa orang tersebut positif COVID-19. Langkah ini sekedar antispasi, agar masyarakat Pacitan tetap aman dari serangan coronavirus,” ceritanya.

Selain itu, LSM gaek di Pacitan ini juga meminta agar Dinas Kesehatan Pacitan, bersedia mengumumkan ke publik, kalau orang yang dikirim ke Surabaya benar-benar sehat dan negatif dari COVID-19.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan