Kadindik Pacitan: Jabat Tangan Masih Diperbolehkan, Namun Dalam Batasan Tertentu

oleh -0 Dilihat
Kepala Dinas Pendidikan Pacitan Daryono. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN – Sekalipun ada imbauan dari Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) untuk melakukan pembatasan kunjungan keluar atau dari daerah lain terkait serangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), namun Dinas Pendidikan Pacitan masih memberikan toleransi-toleransi tertentu.

Begitupun adanya imbauan untuk tidak berjabat tangan, cium tangan maupun berpelukan, juga masih dalam batas toleransi.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Pacitan, Daryono, surat edaran itu sifatnya imbauan.

“Kita tetap selektif namun pada tataran tertentu. Sebab sampai detik ini Alhamdulillah di Pacitan merilis data dari Dinas Kesehatan, belum ditemukan pasien suspect COVID-19 di lingkungan satuan pendidikan,” kata Daryono, Kamis (12/3).

Karena itu, ia mengimbau agar semua satuan pendidikan tetap menjalankan imbauan tersebut meski dalam batasan tertentu.

“Jabat tangan bisa dibilang sebagai budaya pergaulan, sebagai tanda persaudaraan. Sehingga memang hal tersebut seakan sulit dihilangkan. Terkecuali apabila lawan kita tengah sakit, sebaiknya hal tersebut dihindari. Bukan karena apa, namun semua itu sebagai langkah antisipasi seperti imbauan yang disampaikan Mendiknas,” tuturnya.

Terkecuali kalau di Pacitan memang positif ditemukan penderita covid-19, tentu sebagai langkah pencegahan, memang jabat tangan sebaiknya dihindarkan.

“Kita selama ini terus melakukan koordinasi dengan Dinkes untuk mengetahui perkembangan yang terjadi,” imbuh Daryono.

Sementara itu soal pembatasan kunjungan dari dan keluar daerah, Daryono juga menegaskan, tetap mengedepankan situasi dan kondisi. Biasanya, lanjut dia, apabila akan ada kunjungan dari kabupaten/kota lain, terlebih dulu ada pemberitahuan tersurat.

“Nah, kita akan terus berkoordinasi dengan Dinkes ketika ada permohonan tersurat adanya rencana kunjungan. Apa yang akan direkomendasikan Dinkes, ya akan kita patuhi,” tegasnya.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.