BNPB Edukasi Masyarakat Pacitan Tentang Kesiapsiagaan Hadapi Tsunami

oleh -0 Dilihat
MEWARNAI. Ratusan anak-anak mengikuti lomba mewarnai dalam rangkaian acara ekspedisi Destana yang dilakukan BNPB dan BPBD Pacitan. (Foto: SRW/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan kegiatan ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami di Pacitan dalam rangka penguatan kelembagaan daerah serta meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam bidang penanggulangan bencana pada Selasa (23/7/2019) di Bumi Perkemahan Pancer Door, Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan.

Dalam kesempatan itu, BNPB yang dipimpin Kasubdit Peran Masyarakat Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPB Pangarso Suryotomo meninjau tenda BNPB dan BPPD dilokasi Bumi Perkemahan dan lomba mewarnai oleh para siswa dan juga meninjau hasil pelaksanaan penanaman pohon tepi pantai yang bertujuan untuk penahan ombak laut apabila pasang dan mengurangi risiko dampak apabila terjadi tsunami.

Pangarso mengatakan berdasarkan hasil kajian iesiko bencana Indonesia, sebanyak 5.744 desa atau kelurahan berada di daerah rawan tsunami baik kelas rawan, sedang dan tinggi, dan tersebar di wilayah pesisir Indonesia diantaranya 584 desa yang berada di selatan pulau jawa.

“BNPB sebagai lembaga negara memiliki mandat untuk mengkoordinasikannya upaya penanggulangan bencana dan mengutamakan langkah-langkah untuk melindungi masyarakat yang berada di daerah risiko bencana tersebut, salah satunya upaya melalui ekspedisi desa tangguh bencana,”katanya saat memberikan sambutan dalam agenda tersebut.

Ekspedisi ini, kata dia, penting, untuk menambah pengetahuan tentang penguatan kelembagaan daerah sehingga bisa meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam bidang penanggulangan bencana bersama.

“Desa atau kelurahan diharapkan dapat memperkuat ketangguhan masyarakat di daerah rawan bencana serta dapat mengurangi risiko yang terjadi akibat dampak dari bencana yang mengakibatkan peningkatan jumlah penyandang disabilitas dan hilangnya nyawa, kerugian, dan kerusakan aset perorangan, swasta maupun asset negara,”tandasnya lagi.

Sementara, anggota Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Nganjuk, Hasim dalam kesempatan itu menyampaikan terkait gempa bumi dan Tsunami yang selama ini terjadi kususnya di selatan pulau Jawa terutama di dasar laut kususnya Jawa Timur yang membentang dari wilayah Kabupaten Pacitan sampai dengan perairan Bayuwangi.

Baca juga: Tim Ekspedisi Destana Tsunami Menyisir Pantai di Pacitan

Selain itu, Hasim mengatakan gelombang tsunami yang terjadi di perairan laut merupakan gelombang besar yang mempengaruhi dasar laut sehingga menyebabkan efek ombak laut yang sangat besar, dan salah satu akibat dari gempa di dasar laut yang dipantau gelombang semakin besar.

“Peta potensi tsunami di Indonesia serta peta tsunami kerawanan di Indonesia ada 26 Kabupaten kota yang memiliki gelombang tinggi, termasuk pantai di pesisir Kabupaten Pacitan.

Sehingga, dari berbagai peta tersebut, masyarakat harus mengerti dan tanggap tentang risiko bencana dan cara menanganinya untuk menghadapi gempa bumi dan tsunami, terutama harus mengenal lingkungan dan mampu menyelamatkan diri dari bencana.

“Tentang bencana tsunami, ada beberapa tips dalam menghadapinya antara lain kenali daerah yang rawan tsunami, harus mengetahui jalur evakuasi dan titik kumpul, faham langkah faham tsunami, jauhi pantai dan tepi sungai apabila dengar sirine harus menyelamatkan diri, tanggap peringatan, dan  tanggap evakuasi ketempat yang lebih tinggi dan lebih aman,”ungkapnya.

Dalam kegiatan yang dihadiri lintas relawan dan elemen masyarakat tersebut, turut hadi Kepala pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo, Lektor Kepala UPN Veteran Eko Teguh Paripurno, Kepala Satpol PP Pacitan Widy Sumardji, Danramil 0801/11 Donorojo Kapten Inf  Nurhadi dan Danramil 0801/12 Pringkuku Kapten Inf Bibit A Nurdin.

Hadir juga Kepala Desa disepanjang pesisisir selatan sejumlah 13 desa di Kecamatan Pacitan, Pringkuku, Punung dan Donorojo.

Selain edukasi dalam bentuk materi, juga digelar lomba mewarnai yang diikuti 944 siswa dari lembaga pendidikan di Pacitan. Selain itu, dalam acara tersebut juga digelar demonstrasi vertical rescue TRC BPBD dan demonstrasi  pendirian stasiun radio oleh ORARI Pacitan. (SRW/RAPP002)