Pengrajin Tungku dan Cobek Batu di Kecamatan Bandar Masih Bertahan

oleh -43 Dilihat

Pacitanku.com, BANDAR – Saat memasuki kawasan Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, di kiri dan kanan jalan dijumpai tumpukan batu gunung, dengan ukuran yang beragam. Kemudian terdengar suara seperti batu yang sedang dipukul-pukul menggunakan alat berat.

Suara tersebut ternyata berasal dari aktivitas warga Dusun Watukudi, Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan yang sedang membuat tungku dan cobek batu.

Hingga kini, pembuat tungku, cobek dan batu nisan dari batu di jalur utama yang menghubungkan Kecamatan Nawangan, Kecamatan Bandar dan Kecamatan Purwantoro (Jawa Tengah) tersebut masih bertahan.

Paimun, salah satu pengrajin tungku dan cobek dari batu, saat berbincang dengan Pacitanku.com pada Minggu (2/9/2018) menuturkan pawon atau tungku berbahan baku batu cadas memiliki tingkat ketahanan yang lebih lama.

Kualitas tahan lama produksi tungku dan cobek di Desa Jeruk Kecamatan Bandar tersebut karena dibuat asli berbahan batu jenis batu goa tanpa menggunakan campuran semen.

Selain tungku, Paimun juga memproduksi cobek batu asli yang langsung dibuat dengan tangan manusia. Kerajinan membuat cobek batu tersebut menjadi ciri khas di kawasan tersebut.

Paimun menjelaskan, bahan baku pembuatan tungku dan cobek tersebut diambil dari Gunung Watukudi di Dusun Watukudi, Desa Jeruk dengan letak yang tak jauh dari tempat produksinya.

Lebih lanjut, Paimun menuturkan proses pembuatan tungku dan cobek batu diawali dengan memecah batu goa sesuai dengan besaran yang diinginkan.

Jika membuat tungku, batu-batu tersebut di desain dengan dua cerobong asap, sementara jika membuat cobek, batu yang telah dipecahkan tersebut kemudian dibentuk menjadi piringan bundar dengan bagian tengah yang lebih cekung.

Batu-batu tersebut dibentuk menggunakan palu dan betel layaknya kegiatan mengukir. Setelah itu, proses pembuatan akan dilanjutkan pada penghalusan dengan menggunakan mesin penghalus.

Harga tungku batu dan cobek buatan Paimun ini bervariasi, tergantung diameternya. Ia menjelaskan, tungku dengan ukuran agak akecil dengan lubang dua dia jual Rp200 ribu.

Lain lagi dengan tungku batu dengan lubang tiga, dia jual dengan harga Rp450 ribu. Sementara, harga cobek dia jual kisaran Rp30 ribu per buahnya.

Kerajinan cobek telah menghidupi Paimun. Memang tidak mudah untuk membuat tungku dan cobek batu. Dibutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang ekstra.

Namun, kualitas cobek batu asli Dusun Watukudi, Desa Jeruk Kecamatan Bandar ini ini tidak perlu diragukan lagi. Hal ini terbukti dengan banyaknya pemesanan serta masih kokohnya produksi di kawasan tersebut hingga saat ini.“Biasanya pemesanan yang datang dari Pacitan dan Jawa Tengah, seperti dari Baturetno, disana dijual lagi,”katanya.

Pewarta: Dwi Purnawan