Pacitanku.com, PACITAN – Kepala Pusat Data dan Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa hingga Rabu (29/11/2017) pencarian dan penyelamatan korban longsor di Pacitan masih dilakukan.
Beberapa daerah di Pacitan masih terendam banjir dan terisolir karena jalan tertutup longsor.
“Bupati Pacitan telah menetapkan tanggap darurat banjir dan longsor. Kebutuhan mendesak adalah perahu karet, alat berat, makanan siap saji, selimut, peralatan kebersihan lingkungan dan sebagainya,” kata dia.
Dia menuturkan bahwa dampak siklon tropis Cempaka telah menyebabkan bencana banjir, longsor, dan puting beliung di wilayah Jawa.”Dampak bencana banjir dan longsor menyebabkan 19 orang meninggal dunia. Dari 19 orang meninggal dunia tersebut empat orang adalah korban banjir dan 15 orang korban longsor,” kata dia.
Dia mengatakan sebanyak 19 tewas itu terdiri atas 11 orang di Pacitan, 3 di Kota Yogyakarta, 1 di Bantul, 1 di Gunung Kidul, 2 di Wonogiri, dan 1 orang di Wonosobo. Banjir, kata dia, masih merendam di beberapa tempat seperti di Pacitan, Magetan, Wonogiri, Klaten, dan lainnya.
Yogyakarta, Wonogiri, Pacitan dan Ponorogo, lanjut dia, adalah daerah yang paling terdampak karena berjarak paling dekat dengan siklon tropis Cempaka. “Penanganan darurat terus dilakukan. BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, NGO, relawan dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat. BNPB terus hadir mendampingi BPBD,” kata dia.
Secara terpisah, Kepala Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan Kemal Pandu mengatakan bahwa di wilayahnya ada 15 pemilik rumah terdampak bencana banjir. “Diantaranya adalah Murni, Bu Samsikin, Budi, Sutarno,Yati, Warimin, Suharto, Sabikin, Mbah temu, Musholla nurul ikhlas, Sudarno, Gudang RW, Sukatno Mie Gaul, Suyono dan Sungkono,”katanya.
Dia menuturkan bahwa kebutuhan warga terdampak banjir di Ploso saat ini adalah makanan dan air bersih, pakaian kering dewasa dan anak-anak serta psikolog untuk trauma healing. (RAPP002)
