Tak Jadi Prioritas Pembangunan, Jalan Sepanjang 5 Km di Nawangan Rusak

oleh -3 Dilihat
BANYAK LUBANG: Selain sempit, jalan kabupaten Arjosari–Nawangan, Pacitan dipenuhi lubang serta bergelombang. (MUHAMMAD BUDI/RADAR PACITAN/JPG)
BANYAK LUBANG: Selain sempit, jalan kabupaten Arjosari–Nawangan, Pacitan dipenuhi lubang serta bergelombang. (MUHAMMAD BUDI/RADAR PACITAN/JPG)

Pacitanku.com, PACITAN – Harus bersusah-susah dulu jika hendak berkunjung ke Kecamatan Nawangan, Pacitan. Kondisi dua jalannya, baik kabupaten dan provinsi, sangat jelek. Jalan provinsinya begitu sempit, sedangkan jalan kabupatennya dipenuhi lubang serta bergelombang.

Total, tak kurang dari 5 kilometer jalan kabupaten di Nawangan yang rusak. Sayang, Nawangan tidak punya pantai-pantai indah yang mampu menarik wisatawan sehingga anggaran perbaikan jalan di sana tidak diprioritaskan.

’’Bisa dikatakan RPJMD memarginalkan Nawangan. Tapi, tidak berarti kami tidak melakukan apa-apa. Kami tetap memberikan perhatian pada kondisi jalan kabupaten di Nawangan,’’ jelas Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Pacitan Budiyanto, dikutip dari Jawapos pada Selasa (25/4/2017).




Menurut dia, yang seharusnya menjadi prioritas dalam merevitalisasi jalan di Nawangan adalah jalan provinsi. Sebab, jalan tersebut merupakan akses utama dari Arjosari ke Bandar, Nawangan, hingga Purwantoro di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Peningkatan kapasitas mutlak dibutuhkan.

Sementara itu, jalan kabupaten yang merupakan ’’sirip’’ jalan provinsi diperbaiki secara berkala. Namun, Budiyanto menegaskan, kendati hanya jalan sirip, jalan kabupaten punya peran penting, yakni menjadi akses jalan utama menuju ke pelosok wilayah Nawangan. ’’Jalan kabupaten memegang peran dalam peningkatan pertumbuhan wilayah di Nawangan,’’ katanya.

Budiyanto mengakui, 50 persen anggaran perbaikan jalan tahun ini diprioritaskan ke sejumlah wilayah di bagian barat Pacitan.

Di antaranya, Pringkuku dan Donorojo. Sebab, di sanalah lokasi sejumlah objek wisata favorit yang menjadi komoditas ’’dagangan’’ Pacitan. Mulai Pantai Srau, Watukarung, hingga Klayar atau Gua Gong. Sementara itu, 50 persen sisanya dibagi ke sepuluh kecamatan lain, termasuk Nawangan.

’’Perbaikan di Nawangan dilakukan secara segmented. Jika tidak seperti itu, titik kerusakan lain tidak kebagian anggaran untuk perbaikan,’’ ungkap Budiyanto.

Tahun ini, Nawangan mendapat jatah anggaran perbaikan jalan Rp 2,5 miliar. Budiyanto menyebutkan, ada enam pekerjaan perbaikan. Empat di antaranya merupakan titik utama dengan kerusakan terparah. Yakni, jalan penghubung Sempu-Ngromo, Penggung-Sidorejo, Tokawi-perbatasan Purwantoro, dan Nawangan-Ngunut.

Dua pekerjaan lainnya menyasar jalan pedesaan dan jembatan. Khusus jalan Sempu–Ngromo, biaya perbaikannya dianggarkan dari dana alokasi khusus (DAK), sedangkan sisanya dari APBD. ’’Sudah menjadi tugas kami menyokong akses utama untuk merangsang pertumbuhan di Nawangan,’’ ucapnya.

Kendati kurang memiliki potensi wisata, Nawangan lama dikenal sebagai wilayah agropolitan. Pertanian dan perkebunan terus berkembang di wilayah tersebut. Akibatnya, ada peningkatan beban lalu lintas.

Budiyanto menyatakan, pada 2005, belum banyak truk atau kendaraan roda enam yang berlalu-lalang di Nawangan. Lain cerita dengan sekarang. Perbaikan jalan perlu dilakukan untuk memperlancar akses bagi para pelaku usaha agropolitan di Nawangan.

’’Perbaikan jalan itu juga perlu dilakukan untuk membantu menekan biaya produksi mereka agar sektor agropolitan di Nawangan terus berkembang. Nanti, potensi wisata seperti Monumen Jenderal Sudirman ikut kena imbas positif,’’ ujar Budiyanto.