Pengerjaan Fisik Jalur Gemaharjo Dimulai 2017

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Pembangunan jalan baru di kilometer 228 jalur Ponorogo-Pacitan baru akan dimulai 2017. Menurut Harum Puspito, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pembangunan Jalan dan Jembatan DPU Bina Marga, kemarin (29/7) pelaksanaan pembangunan fisik masih menunggu keluarnya alokasi APBD 2017.

Harum menambahkan, meskipun pekerjaan fisik baru dilakukan tahun depan, namun detail enginering design (DED) pekerjaan tersebut sudah selesai dibuat. Diketahui, panjang jalan baru nanti dirancang sekitar 500 meter dengan lebar 7 meter.

Selain itu, lebar bahu jalan masing-masing sekitar 1,5 meter dengan dilengkapi saluran drainase di bagian sisi luar jalan. Kemudian penguatan tebing dengan beton bertulang. ‘’Diharapkan dengan konstruksi beton bertulang nanti tebing yang dikepras tidak berpotensi longsor,’’ jelasnya.


Dia mengungkapkan, pekerjaan konstruksi jalan baru itu diperkirakan menyedot anggaran sekitar Rp 6 miliar dengan estimasi waktu pelaksanaan pengerjaan selama tujuh bulan. Nilai tersebut belum termasuk pengadaan lampu penerangan jalan umum (PJU).

Melainkan hanya pengadaan tiang pancang atau sheet pile baja. ‘’Karena kondisi tanahnya didominasi bebatuan. Khawatirnya kalau menggunakan tiang pancang beton bisa pecah lantaran tidak masuk ke dalam tanah,’’ terangnya.

Selama pengerjaan konstruksi jalan baru, lanjutnya, jembatan bailey yang sementara menjadi jalur penghubung antara Pacitan-Ponorogo tetap dibuka untuk umum. Setelah konstruksi jalan selesai, jembatan bailey yang mampu menopang kendaraan diatas 10 ton akan dibongkar. ‘’Jadi, hanya disisakan jembatan bailey yang panjang,’’ imbuhnya.

Sementara untuk mencegah terjadinya tanah longsor, tanah dasar di titik lokasi pembangunan jalan baru akan diperbaiki tersebut. Selain itu juga melakukan pengujian teknik di lapangan melalui konsultan perencana. ‘’Dari segi teknis kemungkinan terjadinya longsor sangat kecil. Tapi, yang namanya alam tidak bisa diprediksi,’’ ungkap Harum.

Terpisah, Kasi Jalan UPT Bina Marga Jatim wilayah Pacitan, Budihari Santoso mengungkapkan, pembangunan konstruksi jalan baru di titik kilometer 228 tersebut sangat mendesak. Sebab, keberadaan dua jembatan bailey tidak bisa bertahan lama.

Mengingat intensitas kendaraan yang melintas di atas jembatan tersebut sangat padat. ‘’Tapi, apabila jalur baru itu nantinya sudah selesai jalan yang lama masih tetap diaktifkan. Hanya saja, sifatnya sebagai jalur alternatif bagi kendaraan roda dua,’’ katanya. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun