2 Kali Laka di JLS KM 26, Pemkab Akui Jalur Berat

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Jalur Lintas Selatan (JLS) termasuk kawasan rawan kecelakaan lalulintas (laka lantas). Penyebabnya, terbatasnya penerangan jalan dan rambu lalulintas di jalur nasional tersebut.

Terutama di beberapa titik atau tingkungan tajam yang kerap membuat pengendara celaka. Salah satunya di tikungan Pringkantung, Desa Worawari, Kecamatan Kebonagung.

Kepala Bidang Manajemen Lalulintas dan Angkutan Dishubkominfo Pacitan Agus Haryanto mengakui, JLS di kilometer (KM) 26 tersebut merupakan jalur berat. Pasalnya, di lokasi itu terdapat tanjakan curam dengan kemiringan sudut hampir 90 derajat.

Selain itu, jalan di kawasan tersebut juga terlalu bahaya bagi truk besar yang melintas. ‘’Kami sudah usulkan kepada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V wilayah Pacitan untuk membuat perencanaan atau kajian ulang di titik tersebut. Terutama terkait pengadaan rambu-rambu penunjuk jalan,’’ ujarnya, kemarin (23/5).




Bulan ini saja sudah terjadi dua kecelakaan yang melibatkan kendaraan berat di lokasi tersebut. Pada 1 Mei lalu, bus berisi rombongan keluarga pengantin dari Wonogiri terguling dan menabrak dua pengendara sepeda motor karena rem blong.

Dan, terakhir pada 18 Mei lalu, truk tangki milik Pertamina yang mengangkut 16 ribu liter BBM jenis pertalite terguling di turunan Pringkantung tersebut. ‘’Pemasangan rambu-rambu penunjuk jalan di lokasi itu menjadi tanggung jawab Kemenhub,’’ katanya.

Berdasarkan sejumlah kejadian kecelakaan itu, lanjut Agus, pihaknya sudah mengajukan permintaan pemasangan rambu-rambu lalulintas di titik tersebut kepada pemerintah pusat. Hanya saja, hingga sampai saat ini masih belum mendapatkan respons. ‘’Di situ juga perlu adanya guardrail sebagai pengaman jalan,’’ tambahnya.

Lantaran belum ada rambu dan fasilitas pengaman jalan, Agus hanya bisa mengingatkan bagi para pengguna jalan yang baru pertama kali melintasi JLS agar berhati-hati.

Mengingat di kilometer 26 masuk Desa Worawari, Kecamatan Kebonagung hampir setiap tahun terjadi kecelakaan. Baik itu kecelakaan berupa tabrakan dengan kendaraan lain maupun kecelakaan tunggal akibat kendaraan tidak bisa dikendalikan saat menikung. (her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun