Pencemaran Sungai Pacitan Sulit Dideteksi

oleh -1 Dilihat
Sungai Grindulu
Sungai Grindulu

 

Sungai Grindulu
Sungai Grindulu

Pacitanku.com, PACITAN – Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kesulitan mendeteksi tingkat pencemaran sungai-sungai di sekitar areal pertambangan tembaga di Desa Kluwih, Kecamatan Tulakan. Alasannya, tidak ada data spesifik terkait debit air.

Kepala Distamben Pacitan, Sar Setyo Utomo, Jumat (18/10) mengatakan, proses evaluasi tingkat atau intensitas cemaran sungai terkendala perubahan musim serta akurasi data debit air yang keluar dari areal pertambangan tembaga di Desa Kluwih.

“Kami susah menduga berapa sebetulnya luapan air yang keluar dari mulut tambang,” ujar dia.

Menurut dia, tingkat luapan air dari dalam kawasan tambang akan terus meningkat mengikuti intensitas hujan. Artinya, semakin tinggi curah hujan, luapan kian besar sehingga volume zat-zat polutan yang terbawa akan semakin banyak pula. Karena itu, Distamben Pacitan minta pihak perusahaan untuk segera menghitung ulang debit air pencemar tersebut.

Pencemaran sungai-sungai di sekitar areal pertambangan tembaga di Desa Kluwih kembali mencuat, menyusul investigasi yang dilakukan pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Kabupaten Pacitan, beberapa waktu silam. Ketua Komnas HAM Siti Noor Laila, bahkan turun langsung memimpin investigasi untuk menindaklanjuti laporan-laporan warga.

Hasilnya, Komnas HAM menemukan fakta bahwa pencemaran dari lokasi tambang terjadi karena perusahaan belum mampu memisahkan unsur logam berat jenis Zn atau seng, tembaga, serta air. Akibatnya, ketika musim penghujan tiba IPAL (instalasi pengolahan air limbah) tak mampu menampung air berpolutan logam berat sehingga meluber ke aliran sungai atau lingkungan sekitarnya.

Komnas HAM juga sempat mendokumentasikan bukti cemaran yang masih terlihat di aliran anak Sungai Lorok. Cemaran itu ditandai warna batu-batu berubah kekuningan seperti karat serta ikan dan biota sungai lain yang kedapatan mati dalam jumlah banyak.

“Kami telah minta perusahaan untuk selalu melakukan perbaikan fasilitas IPAL mereka,” ujar Sar Setyo.

Sumber : ANTARA
Foto : Dok. Pacitanku