Identifikasi keanekaragaman hayati Kawasan Karst Pacitan

oleh -173 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN— Kajian identifikasi kawasan karst Pacitan ini lebih kepada identifikasi keanekaragaman hayati karst Pacitan. Dan seperti diketahui, di Indonesia sendiri terdapat 50 jenis ekosistem, salah satunya adalah ekosistem karst. Ekosistem ini tidak begitu dikenal, meskipun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungan alam karst didaerah Pacitan dan sekitarnya mulai terbentuk ketika batu gamping yang terendapkan di dasar laut, pada kedalaman antara 60-80 m, mulai terangkat ke permukaan sekitar 1,2 juta tahun lalu. Pengangkatan yang berkaitan dengan sifat dinamika bumi itu berjalan secara bertahap, hingga akhirnya seluruh cekungan laut dangkal berubah menjadi daratan sebagaimana dijumpai saat ini.

Proses karstifikasipun mulai berkembang, sehingga di permukaan dan di bawah permukaan lapisan batu gamping terbentuk bentang alam karst. Pada saat itulah permukaan kawasan mulai ditumbuhi oleh beberapa jenis vegetasi. Satwa yang hidup pada waktu yang hampir bersamaan tinggal di hutan – hutan tropis lembab yang menghampar di permukaan batu gamping karst.

Adanya kehidupan flora, fauna, dan hominid di kawasan karst Pacitan beberapa ratus ribu tahun yang lalu dibuktikan dengan fosil yang terawetkan di dalam lapisan sedimen. Jenis – jenis flora dan fauna yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan karst, baik yang berukuran mikro maupun makro, merupakan unsur – unsur dasar penyusun keanekaragaman hayati kawasan tersebut. Tingginya nilai keanekaragaman hayati kawasan karst yang banyak di ciri dan kawasan dunia merupakan unsur yang tidak dapat di pisahkan dari keragaman nilai nirhayatinya. Interaksi antara unsr hayatii dan nirhayati membentuk suatu ekosistem yang unik, baik mikro maupun makro.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanang Samodra, kajian keanekaragaman hayati di beberapa segmen kawasan karst Kabupaten Pacitan menghasilkan hal berikut :

  1. Jenis flora yang hidup di segmen karst Pacitan Barat dan Pacitan Timur jumlahnya cukup banyak, dan berhasil diidentifikasi 17 jenis tumbuhan penting yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi;
  2. Fauna jenis kelalawar yang memiliki nilai ekosistem teridentifikasi 6 jenis penting, sedang golongan burung penting ada 19 jenis, dan ular 7 jenis. Biota Goa yang belum teridentifikasi di semua sistem perguaan diwakili oleh jangkrik, laba – laba, dan collembola yang merupakan binatang sejati Goa.
  3. Fungsi ekologi dan ekonomi tumbuhan berkaitan dengan kehadirannya sebagai penyubur tanah, penghasil humus, sumber protein nabati, sumber makanan dan sayuran, pakan ternak, rantai makanan serangga, burung dan kelalawar, serta nilai kayu.
  4. Fungsi ekologi kelalawar dan burung ditunjukkan oleh sifatnya sebagai pengendali serangga dan ulat hama, penyerbuk bunga dan buah, penangkar biji – bijian, pembersih sisa makanan dari bangkai, petunjuk lingkungan terbuka, dan petunjuk lingkungan berair.
  5. Beberapa jenis kelaawar, burung, dan ular diburu dan diperdagangkan sehingga mengurangi populasinya yang tidak begitu banyak. Beberapa jenis burung langka di Pacitan keberadaannya dilindungi oleh undang – undang.
  6. Mendasarkan pada keragaman aspek hayati dan nirhayatinya, ekosistem karst daerah pacitan dapat dibagi menjadi 6 sub-ekosistem, yang masing – masing memiliki karakteristik sendiri.
  7. Populasi kelalawar di Goa Combre yang jumlahnya ribuan, dapat dikemas menjadi atraksi wisata yang menarik, yaitu ketika kelompok tersebut ke luar Goa pada senja hari untuk mencari makan. Pengamatan populasi darat dan laut di pantai Srau dapat juga dikembangkan menjadi ekowisata (bird watching)
  8. Ekosistem karst di daerah pacitan dapat dibagi menjadi 6 sub-ekosistem, yang masing – masing memiliki karakteristik, nilai, dan fungsi sendiri – sendiri. Sub –ekosistem yang dimaksud adalah sub-ekosistem hutan tropis perbukitan karst sub eksositem hutan pantai karst, sub-ekosistem bakau dataran pantai karst, sub-ekosistem telaga karst, sub-ekosistem sungai karst, dan sub-ekosistem gua.
Enhanced by Zemanta