Pacitanku.com, NGDADIROJO — Di balik ketenangan khas Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan, tersimpan sebuah ‘hidden gem’ atau permata tersembunyi yang luput dari banyak perhatian.
Pantai Ngaluran, namanya, perlahan menarik perhatian, tak hanya bagi warga lokal, tetapi juga mereka yang datang dari luar daerah, menawarkan pesona alam yang tak biasa.
Berlokasi di wilayah Tawang Wetan, Pantai Ngaluran menghadirkan pemandangan unik yang membedakannya dari pantai lain.
Bukan sekadar hamparan pasir atau deburan ombak, daya tarik utamanya justru terletak pada deretan perahu-perahu yang teronggok di tepian, seolah usai dari pelayaran terakhir mereka.
Perahu-perahu usang ini, secara mengejutkan, justru memancarkan pesona artistik yang kuat, menjadikannya spot foto favorit dan ikon visual unik pantai ini.
Di sinilah estetika perahu usang berpadu dengan semangat para pencari nafkah di laut.
Diharapkan, keunikan dan potensi pantai ini dapat terus dijaga kelestariannya, dikelola dengan bijak, dan semakin dikenal luas, bukan hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai kisah inspiratif tentang kehidupan pesisir Pacitan.

Menariknya lagi, kawasan ini sebenarnya merupakan rumah bagi dua pantai berbeda: Pantai Ngaluran yang ikonik dengan perahu terbengkalainya, dan Pantai Setro di sebelahnya.
Keduanya dipisahkan oleh formasi batu karang besar yang menjulang seperti tebing, menambah dramatis lanskap pesisir ini.
Juwarni, salah seorang warga setempat, membenarkan penamaan turun-temurun tersebut.
“Dari dulu memang namanya begitu, sudah turun-temurun,”ujarnya, Rabu (23/5/2025)
“Yang satu Pantai Ngaluran, satunya lagi disebut Pantai Setro, dibatasi batu seperti pulau.”
Lebih dari sekadar keindahan visual, kawasan Pantai Ngaluran dan Setro juga menjadi tulang punggung perekonomian warga pesisir.
Sehari-hari, pantai ini adalah ladang kehidupan bagi banyak keluarga. Mereka menggantungkan nasib dengan beragam cara, mulai dari mencari benur (benih lobster) yang bernilai ekonomi tinggi, mengelola tambak ikan atau udang, hingga melaut untuk menangkap ikan segar.
Juwarni kembali berbagi kisah tentang denyut kehidupan di sana.
“Alhamdulillah, di sini kami masih bisa mencari benur, mengurus tambak, dan cari ikan,”tuturnya.
“Ini sudah jadi mata pencaharian kami sejak lama, turun-temurun.”
Pantai Ngaluran dan Pantai Setro adalah bukti nyata harmonisasi antara pesona alam yang unik, warisan lokal, dan denyut nadi kehidupan masyarakat.