Pacitanku.com, PACITAN – Tradisi Kembul Bujana, sebuah warisan budaya Jawa yang sarat makna, masih terus hidup dan berkembang di berbagai daerah, tak terkecuali di Kabupaten Pacitan.
Tradisi ini merupakan kegiatan makan bersama yang dilakukan dalam berbagai kesempatan, seperti acara adat, hajatan, selamatan, maupun syukuran.
Kembul Bujana tidak hanya sekadar makan bersama, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, gotong royong, dan kesetaraan.
Makanan biasanya disajikan dalam wadah besar seperti tampah atau daun pisang, dan dinikmati bersama-sama tanpa memandang status sosial.
Semua orang duduk bersama, berbagi makanan dan cerita, menciptakan suasana hangat dan akrab.
Pada Selasa (18/02/2025), masyarakat Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan, menggelar ziarah makam Bupati Pertama Kabupaten Pacitan, Tumenggung Notopuro. Setelah ziarah, acara dilanjutkan dengan Kembul Bujono yang diikuti oleh seluruh peserta.
Hidangan lezat yang disajikan merupakan hasil sumbangan dari masyarakat Desa Sukoharjo, menambah erat rasa kebersamaan.
“Kegiatan seperti ini sudah biasa kita lakukan,” ujar Sogeng, salah satu warga Desa Sukoharjo, saat ditemui tim journalism internship program (JIP) Pacitanku.com, Selasa (18/2/2025) di Lokasi acara.
“Dengan kegiatan ini, kita bisa mempererat persaudaraan dan kebersamaan kepada seluruh Masyarakat,”imbuhnya.
Di daerah Jawa, Kembul Bujana sering dilakukan saat kenduri atau tasyakuran. Selain sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diberikan Tuhan, tradisi ini juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
Seiring dengan perkembangan zaman, Kembul Bujana tetap dipertahankan dengan berbagai inovasi. Meskipun gaya hidup modern semakin mendominasi, upaya pelestarian budaya seperti ini menjadi sangat penting agar generasi muda tetap mengenal dan menghargai warisan leluhur.
“Selain untuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan, dalam kegiatan Kembul Bujana juga cara kita untuk mengucap syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita semua,”pungkas Sogeng.