Forhati Pacitan Desak Pemerintah Atasi “Gunung Es” Kekerasan Perempuan dan Anak

oleh -221 Dilihat
PRIHATIN KEKERASAN. Forum Hati Nurani (Forhati) Pacitan menggelar audiensi dengan Bupati Pacitan bertepatan dengan momentum Hari Ibu, Senin (30/12/2024). (Foto: Putro Primanto/Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN –  Prihatin dengan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Pacitan, Forum alumni HMI Wati (Forhati) Pacitan menggelar audiensi dengan Bupati Pacitan bertepatan dengan momentum Hari Ibu.

Audiensi Forhati dengan Bupati tersebut digelar pada Senin (30/12/2024) di ruang bupati kompleks Pendopo Kabupaten Pacitan.

Ketua Forhati Pacitan Sittah Anangimah menyoroti fenomena “gunung es” kekerasan  yang mengindikasikan banyaknya kasus yang tidak terlaporkan.

“Tahun 2024 ini angka kekerasan terhadap perempuan meningkat. Momentum Hari Ibu mendorong kami untuk berdiskusi dengan Bupati mencari solusi mengatasi permasalahan ini,”ungkap Sittah.

Lebih lanjut, Sittah menyoroti tren peningkatan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Pacitan.

“Yang mana kasus-kasus yang terjadi di Pacitan menunjukkan trend yang meningkat dimana pemerintah daerah selaku stake holder ini, dapat memformulasikan upaya untuk menurunkan angka kekerasan pada perempuan,”jelasnya.

Mereka mendesak pemerintah daerah  merumuskan strategi pencegahan yang komprehensif hingga ke tingkat masyarakat terkecil.

“Kami berharap ada upaya masif dari pemerintah. Embrio pencegahan melalui kader sudah ada, namun perlu dioptimalkan,”tegas Sittah.

Dalam pertemuan dengan Bupati, Sittah mengatakan ada tiga Rekomendasi Forhati untuk Atasi Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.

Yang pertama adalah penguatan regulasi dan penegakan hukum, yakni mendorong implementasi penuh Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) dengan penegakan hukum yang tegas dan transparan.

Kemudian yang kedua adalah optimalisasi lembaga pendukung. Hal ini meningkatkan peran dan kapasitas lembaga-lembaga yang menangani kasus kekerasan seksual dengan menyediakan sumber daya, pelatihan, dan sistem pendukung yang memadai bagi korban.

Selanjutnya adalah edukasi dan kampanye pencegahan: Mengintegrasikan pendidikan dan kampanye pencegahan kekerasan seksual di sekolah dan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk tokoh masyarakat dan agama.

“Forhati Pacitan berharap audiensi ini mendorong pemerintah daerah mengambil langkah konkret  mengatasi “gunung es” kekerasan terhadap perempuan dan anak di Pacitan,”pungkasnya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.