Pacitanku.com, PRINGKUKU – Dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) Dr Deasylina da Ary membuat inovasi tari pendidikan untuk para guru Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di wilayah Pringkuku, Pacitan.
Dosen yang akrab disapa Deasylina ini menuturkan kegiatan inovasi tersebut berawal dari latar belakang bahwa guru SD di kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan masih memiliki keterbatasan dalam mengembangkan kreativitas dan keahlian dalam pengajaran SBdP khususnya materi seni tari.
“Dalam pelaksanaannya saat ini, guru sering kali menugaskan siswanya untuk menirukan sebuah tarian yang diambil dari Youtube,”kata Deasylina dalam keterangannya kepada Pacitanku.com, Kamis (7/11/2024) di Pacitan.
Selain itu, Deasylina mengatakan, apabila ada acara pentas seni sekolah ataupun lomba seni, maka para guru ini memilih untuk menyewa koreografer dari luar daerah untuk membuat koreografi dan kemudian dipentaskan tanpa harus melalui kerja keras guru.
“Tantangan lain yang dihadapi oleh guru SD di Kecamatan Pringkuku dalam mengajar SBdP adalah kurangnya keterampilan pedagogis yang memadai untuk menarik perhatian siswa dan memfasilitasi pemahaman konsep secara efektif,”jelasnya.
Tak hanya itu, Deasylina mengungkapkan beberapa guru juga menghadapi kesulitan dalam mengadaptasi kurikulum yang berubah secara teratur. Selain itu, kesenjangan dalam pemahaman dan pengajaran SBdP yang berbeda antara guru-guru dapat mempengaruhi kualitas pengajaran dan pemahaman siswa tentang materi tersebut.
“Keadaan seperti inilah yang menjadikan pembelajaran SBdP khususnya seni tari sering dilewati atau tidak diajarkan. Oleh karena itu, diperlukan suatu kegiatan yang dapat membantu para guru dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar SBdP,”papar Deasylina.
Atas kondisi tersebut, Deasylina kemudian menggelar pengabdian dosen UNNES dengan judul “Edukasi Model Tari Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi Guru SD pada Pembelajaran SBdP di Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan”.
Dia mengatakan program pengabdian dosen ini berfokus pada peningkatan kompetensi guru dalam memahami dan mengajar muatan SBdP dengan menggunakan pendekatan tari pendidikan.
“Pendekatan tari pendidikan dalam program ini berkaitan dengan konsep kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka adalah konsep kurikulum yang memberikan kebebasan pada guru dalam mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa di daerahnya masing-masing,”ungkapnya.
Metode yang digunakan dalam program pengabdian dosen ini, kata dia, adalah dengan workshop atau pelatihan sebagai upaya peningkatan kompetensi guru SD dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa pada muatan SBdP melalui tari pendidikan.
“Tari pendidikan adalah suatu model pembelajaran tari yang menekankan kepada kebebasan berekspresi pribadi siswa dalam aktivitas belajar menari kreatif dan merupakan salah satu sarana pendidikan yang menekankan pada kreatifitas siswa untuk menciptakan sendiri tariannya. Dalam tari pendidikan mencakup dua hal, yaitu tari kreatif (creative dance) dan tari ekspresif (expresive dance),”ungkap dia.
Menurut Deasylina, tari pendidikan dapat menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkan tari kepada anak-anak sejak dini dan memberi kesempatan pada mereka untuk berekspresi secara spontan melalui gerakan bebas atau free dance.
“Kegiatan ini telah terlaksana pada tanggal 2 Agustus 2024 di Gedung aula Dinas Pendidikan Pringkuku Kabupaten Pacitan, dan diikuti oleh 28 orang guru SD dari berbagai wilayah di kecamatan Pringkuku kabupaten Pacitan,”pungkasnya.