Pacitanku.com, PACITAN – Dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES) Dr Deasylina da Ary menggelar edukasi salah satu seni tari unggulan asal Pacitan, yakni tari Eklek.
Edukasi tersebut diperuntukkan para guru Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di wilayah Kecamatan Pringkuku, Pacitan.
“Kegiatan edukasi Tari Eklek kepada guru-guru seni budaya ini merupakan upaya konservasi budaya dan pengembangan produk budaya unggulan yang berupa di Kabupaten Pacitan,”kata perempuan yang akrab disapa Deasylina ini, dalam keterangannya, Kamis (7/11/2024) di Pacitan.
Baca juga: Tingkatkan Kompetensi Guru SBdP, Dosen UNNES Bikin Inovasi Tari Pendidikan di Pringkuku Pacitan
Lebih lanjut, Deasylina mengatakan kegiatan ini telah terlaksana pada tanggal 3 Agustus 2024 di Gedung aula Dinas Pendidikan Pringkuku Kabupaten Pacitan.
“Kegiatan ini diikuti oleh 28 orang guru seni budaya dari berbagai wilayah di kabupaten Pacitan. Bentuk kegiatan utama adalah pelatihan dengan materi tari Eklek,”ujarnya.
Lebih lanjut, Deasylina mengungkapkan tari Eklek merupakan sebuah tarian yang diciptakan oleh seniman Pacitan yaitu Sukarman pada tahun 1979.
“Tari ini merupakan interpretasi bapak Sukarman terhadap kehidupan yang ada di desanya, Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, yang menggambarkan hubungan atau interaksi antara binatang sapi dan penggembala dengan segala keunikan gerak-gerik mereka,”ujar Deasylina.
Tari ini, imbuh dia, juga pernah meraih penyaji terbaik dalam Festival Karya Tari Jawa Timur. Di sisi lain, Tari Eklek diakui sebagai salah satu produk budaya unggulan Kabupaten Pacitan karena lahir dari local wisdom Pacitan dan merupakan gambaran kehidupan masyarakat Pacitan yang agraris, yang diungkapkan secara unik dan khas.
“Bapak Sukarman mempunyai sebuah komunitas seni (sanggar atau dalam istilah kelembagaan dikenal dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Seni) bernama Pradapa Loka Bhakti. Sanggar inilah yang memegang tanggung jawab dalam pewarisan tari Eklek dari generasi ke generasi melalui pelatihan-pelatihan kepada semua anggotanya.
Sebagai produk budaya unggulan, Deasylina mengatakan tentunya upaya pewarisannya sangat diperlukan. Beberapa upaya telah dilaksanakan seperti, pelatihan tari Eklek ke siswa LKP Seni Pradapa Loka Bhakti, kegiatan Flashmob tari Eklek oleh masyarakat Pacitan dalam acara peringatan hari jadi kota Pacitan.
“Akan tetapi upaya pewarisan dan konservasi tari Eklek ini nampaknya belum maksimal. Perlu adanya upaya pewarisan tari ini ke sekolah-sekolah formal. Guru-guru seni budaya yang ada di kabupaten Pacitan sebagai ujung tombak pewarisan budaya di kabupaten Pacitan tentunya memegang peranan yang sangat penting,”jelas dia lagi.
Atas dasar itu, Deasylina bekerja sama dengan LKP Seni Pradapa Loka Bhakti Pacitan mengadakan suatu pelatihan Tari Eklek terhadap Guru-guru seni budaya di Kabupaten Pacitan.
“Ini adalah sebagai upaya konservasi budaya dan pengembangan produk budaya unggulan Pacitan,”pungkasnya.