Pacitanku.com, PRINGKUKU – Tim dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar pelatihan manajemen pengelolaan media sosial dan manajemen tiket digital untuk pengelola destinasi wisata Sungai Maron, Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku pada Kamis (10/8/2023) lalu.
Kegiatan tersebut digelar secara luring di Dusun Maron dan diikuti sebanyak 42 peserta mengikuti pelatihan dari pagi hingga siang hari.
Adapun pelaksana tugas kegiatan tersebut adalah tim dosen UNS yang terdiri dari Pipit Wijayanti, Dwi Ardiana Setyawardhani, dan Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Anung Rachman serta bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Karangtaruna Dusun Maron.
Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) UNS skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pendanaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Materi pelatihan yang disampaikan oleh Anung Rachman itu, diantaranya dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada wisatawan Sungai Maron. Dimana informasi up to date mengenai Sungai Maron sangat dibutuhkan oleh wisatawan yang pernah berkunjung ataupun calon wisatawan.
Anung mengatakan saat ini media sosial merupakan sarana branding yang cukup efektif. Melalui media sosial, akan diketahui apa yang dapat dilihat, apa yang dapat dilakukan dan apa yang dapat dirasakan ketika mengunjungi Sungai Maron berdasarkan foto atau video yang diunggah melalui media sosial pengelola.
Sementara, tim dosen UNS, Pipit Wijayanti mengatakan pengelolaan media secara profesional baik dari segi konten foto, video, informasi tertulis serta respon pengelola terhadap “netizen” akan menjadi faktor yang menjadi tolok ukur kepuasan wisatawan terhadap layanan wisata Sungai Maron.
Tak hanya itu, selain itu manajemen digital pariwisata seperti ticketing ataupun informasi mengenai Sungai Maron, perlu dikelola secara digital dan profesional.
Sehingga, kata dia, secara kelembagaan administrasinya lebih tertata dan wisawatan juga dimudahkan dalam pelayanan maupun informasi yang dibutuhkan.
“Kami melihat manajemen ticketingnya masih manual. Padahal ketika pencatatannya menggunakan digital, datanya dapat digunakan Pokdarwis dalam menentukan strategi peningkatan kunjungan,”kata Pipit.
Selain itu, juga dilakukan pelatihan mengenai peningkatan kemampuan dasar foto dan videografi yang juga merupakan bagian dari peningkatan layanan kepada wisatawan. Wistawan yang datang akan menaiki perahu sekaligus berfoto dengan pemandangan seperti Sungai Amazon.
Tentunya, kata dia, terkadang memerlukan bantuan pengemudi perahu apabila hendak berfoto bersama-sama. Sehingga pengemudi perahu memerlukan kemampuan dasar foto dan videografi supaya dapat membantu wisatawan.
“Wisatawan yang berkunjung kesini ingin naik perahu sekaligus berfoto-foto. Ada kalanya ingin berfoto bersama-sama, tidak memungkinkan memasang tripod diatas perahu. Sehingga pengemudi perahu harus memberikan layanan foto atau video. Maka dari itu pengemudi perahu juga harus mengetahui ilmunya, Sehingga foto yang dihasilkan tidak mengecewakan wisatawan,”jelas Pipit.
Pipit mengatakan, mayoritas peserta yang mengikuti pelatihan adalah pengelola media sosial, penjaga loket dan pengemudi perahu yang didominasi kalangan muda.
Mereka antusias mendengarkan materi yang disampaikan Bapak Anung sekaligus praktek sederhana yang ditinjau langsung hasilnya.
Danang, salah satu peserta mengatakan mendapatkan ilmu baru dan semakin bersemangat memajukan Wisata Sungai Maron melalui pelayanan optimal kepada wisatawan baik dalam pengelolaan media sosial, ticketing dan melayani dalam mengabadikan momen saat naik perahu.
“Bukan hanya teori, namun kami juga diminta praktik secara langsung,”tandas dia.
Terpisah, Kepala Desa Dersono Warlan menyampaikan ucapan terimakasih sekaligus senang dengan adanya pelatihan yang dilakukan.
“Tentunya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak UNS dan Kemendikbudristek. Kami sedang dalam tahap terus berproses untuk memajukan Wisata Sungai Maron dan terbantu dengan adanya kegiatan ini,”ujar Warlan.
Warlan berharap setelah diadakan pelatihan ini, para pengelola media sosial Sungai Maron, penjaga tiket dan pengemudi dapat meningkatkan pelayanannya, sehingga wisatawan puas dan merekomendasikan orang-orang lain untuk berwisata ke Sungai Maron.
“Semoga kerjasama ini terus terjalin hingga perkembangan wisata ditempat kami berkembang pesat dan dapat berjalan secara mandiri,”pungkasnya.