Pacitanku.com, PACITAN – Sebanyak 13 geosite Geopark Gunung Sewu di Kabupaten Pacitan, akan dilakukan validasi ulang atau direvalidasi oleh tim asesor dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Selain Kabupaten Pacitan, revalidasi juga akan dilakukan terhadap 13 geosite di Kabupaten Gunung Kidul (DIY) serta 7 geosite di Kabupaten Wonogiri (Jateng). Kesemuanya merupakan bagian dari Gunung Sewu UNESCO Global Geopark.
“Revalidasi ini merupakan mekanisme dari UNESCO Global Geopark untuk menjaga kualitas dari UNESCO Global Geopark di seluruh dunia,”kata Evaluator UNESCO Global Geopark Siaow Ji Jing, saat acara Gala Diner di Pendopo Kabupaten Pacitan, Rabu (26/07/2023) mengutip siaran pers Prokopim Pacitan.
Menurut Siaow Ji, revalidasi UNESCO Global Geopark dilaksanakan 4 tahunan dan menjadi revalidasi kedua bagi Geopark Gunung Sewu.
Untuk itu evaluator asal China tersebut yakin sudah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari warisan geologi tersebut beserta pengembangan warisan sejarah dan budaya.
“Dalam beberapa hari kedepan kami akan melihat, bertemu dan berbicara dengan masyarakat lokal untuk mengetahui seberapa bagus perkembanganya,”jelasnya.
Sementara itu Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyatakan Pemerintah Daerah Pacitan akan berkomitmen menjaga taman bumi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat.
Hal ini sesuai dengan visi misi pemerintah daerah yang akan menjadikan keindahan bumi Pacitan sebagai pariwisata yang akan menjadi lokomotif perekonomian.
“Geopark yang kita miliki ini bisa hilang kalau kita tidak menjaga, mengembangkan dan memanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Untuk itu penting bagi kita untuk terus menjaganya,”ujar Mas Aji.
Sebagai informasi, kawasan karst Pacitan yang masuk Gunung Sewu UNESCO Global Geopark mencakup empat kecamatan, yakni Kecamatan Donorojo, Pringkuku, Punung, serta Pacitan.
13 geosite tersebut terdiri atas lima pantai (Pantai Buyutan, Klayar, Srau, Watukarung, Teluk Pacitan), empat goa karst (Gua Gong, Tabuhan, Luwengombo, Luwengjaran) serta empat situs arkeologi yakni Situs Song Terus, Bak Sooka, Guyang Warak dan Situs Ngrijangan.