Selamat, Kearifan Lokal Batik Pace Pacitan Sukses Sabet Medali Perunggu di Ajang Kompetisi Tari Nasional

oleh -27 Dilihat
TARI MBABAR PACE.. (Foto oleh MIZAN MOHAMMAD LATIEF)

Pacitanku.com, PACITAN – Setelah lolos dan berhasil menjadi sajian Tari Kreasi terbaik di Jawa Timur, Batik Pace yang menjadi inspirasi dari tari “Mbabar Pace” meraih medali perunggu di kompetisi nasional dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di kategori Tari Kreasi yang diikuti seluruh siswa perwakilan dari setiap Provinsi di Indonesia.

Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional pada jenjang SMA ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai 16 September 2022 secara daring.

Dari keunikan motif kain Batik Pace yang merupakan salah satu salah satu kearifan lokal dari Kabupaten Pacitan Jawa Timur karya Tari Mbabar Pace diciptakan.

Batik ini memiliki identitas khusus berupa pola gambar serta bahan celup yang berasal dari buah pace atau mengkudu, notabene buah endemik dari Kabupaten Pacitan yang beraroma kurang sedap, namun menyimpan segudang khasiat yang baik untuk kesehatan.

Filosofi tari ini adalah terkait dengan ungkapan syukur. Seperti halnya di dunia, ini tidak ada manusia yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Akan tetapi Tuhan sejatinya telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.

Maka sebaiknya manusia harus senantiasa bersyukur atas anugrah yang telah diberikan Tuhan, pun mampu memberikan manfaat dan berguna bagi lingkungan sekitarnya, serta menyebarkan (mbabar) kebaikan seluas-luasnya, seperti buah mengkudu (pace) yang memberikan segudang manfaat.

Segala sesuatu memang membutuhkan proses seperti proses pembuatan batik yang penuh dengan kesabaran dan perjuangan.

Perjuangan dalam pembuatan karya tari kreasi ini pun tidak bisa dilakukan sendirian oleh Alicya Margaretha Rusadi, sang kreator tari ini.

“Saya nggak mungkin ngerjain sendiri, karena FLS2N sekarang kan masih daring, terus pengumpulan karyanya melalui video tari. Jadi saya juga dibantu mas Latif dari tim videografer dari @iofilm.offical, dan Mas Rimang sebagai komposer musik dari @roots.record, serta didampingi Ibu Tia Budianing dan Ibu Rani Iswinedar sebagai pembina saya di Extra Kulikuler Tari Gamasagati SMA Negeri 1 Pacitan,”kata perempuan yang akrab disapa Alic ini.

Siswi yang masih duduk di bangku kelas 11 SMAN 1 Pacitan juga menambahkan bahwa  pengerjaan wardrobe, artistik dan tata cahaya pada karya ini digarap Pandu Sadeka dan kawan-kawan dari Sanggar Tari Pradnya, tempat Alic berlatih dan menimba ilmu kepenarian lebih dalam.

Sementara, Tia Budianing selaku pembina juga menjelaskan proses pembuatan karya ini dikerjakan Alic dengan baik.

“Prosesnya luar biasa, karena saya melihat sendiri dari awal bagaimana Alicya memilih tema yang diangkat kemudian dia juga sangat berperan disini, tidak mudah goyah, meskipun  bersaing langsung di tingkat provinsi. Saya juga bangga dengan teman-teman yang sudah membantu. Untuk kompetisinya sendiri sebenarnya kami semua sudah pasrah,”jelasnya.

Jalan kompetisi dalam festival ini terdiri atas tahap seleksi pertama di Provinsi Jawa Timur, tari Mbabar Pace ternyata berhasil menjadi satu-satunya karya tari terbaik di tingkat Provinsi. Yang artinya siswi dari SMAN 1 Pacitan ini tidak hanya mewakili Kabupaten Pacitan, namun akan mewakili Provinsi Jawa Timur untuk berkompetisi dengan karya tari kreasi lain dari seluruh provinsi di Indonesia.

Sebelum melaju pada tahapan kompetisi nasional, pihak Provinsi memberikan waktu untuk lebih mematangkan kembali sajian tari Mbabar Pace karya Alicya Margaretha Rusadi.

Dalam proses menuju kompetisi nasional ini ternyata terjadi hal tidak terduga.

“Yang paling inget banget itu pas ditengah-tengah take video tiba-tiba saya jatuh dengan keras, saya masih ingin lanjut nari, saya memaksa bangun tapi saat itu kaki saya sakit banget digerakin, saya akhirnya tidak bisa bangun dan ketika masih tersungkur saya menangis,”terang Alic.

Sementara, Mizan Mohammad Latief dari tim I/O Film menerangkan bahwa proses pengambilan gambar sempat dihentikanya karena cidera yang di alami penari.

“Saya tanya ke Alic, masih sanggup dilanjut atau mundur nih? Tapi dia (Alic) bertekad untuk tetap melanjutkan pengambilan gambar setelah kita rehat sejenak. Dan akhirnya terbukti, dia bisa menyajikan tariannya dengan sangat cantik hingga akhir,”cerita Mizan.

Pada tahap berikutnya tari “Mbabar Pace” melaju pada kompetisi tingkat nasional mewakili Jawa Timur. Kompetisi tersebut disaksikan dewan juri dan seluruh peserta dari tiap-tiap Provinsi di Indonesia melalui aplikasi Zoom Meeting.

Kemudian pada 16 September 2022 hasil dari penjurian FLS2N kategori tari kreasi tingkat SMA di umumkan dan “Tari Mbabar Pace” karya Alicya Margaretha Rusadi dari SMAN 1 Pacitan, Kabupaten Pacitan, akhirnya berhasil menjadi Juara 3 dan menyumbangkan medali perunggu untuk Provinsi Jawa Timur.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.