Antisipasi Dampak Erosi, BPBD Pacitan Kerja Bakti Membuat Tambak Pasir di Tanjungpuro

oleh -2 Dilihat
KERJA BAKTI. BPBD bersama unsur terkait melakukan kerja bakti pembuatan tambak pasir untuk penanganan sementara dampak erosi di Sungai Lorok. (Foto: Dok. Pemdes Tanjungpuro untuk Pacitanku.com)

Pacitanku.com, NGADIROJO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan segera melakukan tindaklanjut terkait adanya erosi sungai Lorok yang mengancam puluhan warga di Dusun Krajan Lor, Desa Tanjungpuro, Kecamatan Ngadirojo.

Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo saat dikonfirmasi Pacitanku.com, Rabu (17/11/2021) mengatakan pihak BPBD melakukan kerjabakti melakukan penanganan sementara area terjadi erosi akibat luapan sungai Lorok tersebut.

“Betul, tadi (Rabu) pagi, tim BPBD kerja bakti (di Desa Tanjungpuro) Ngadirojo,”kata Didik.

Kegiatan kerja bakti tersebut dilakukan BPBD Pacitan bersama Polsek Ngadirojo, Koramil Ngadirojo, Pagi pihak Kecamatan Ngadirojo, Pasukan Trantib Kecamatan Ngadirojo, Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjungpuro dan warga setempat.

Terpisah, Kepala Seksi Kesra Pemdes Tanjungpuro, Ngadirojo, Kusuma Hadi Purnawan mengatakan pihak BPBD turun langsung ke lokasi rumah warga yang terancam hanyut akibat erosi di kawasan itu.

“Hari ini BPBD turun untuk evakuasi total dan melakukan penanggulan bencana sementara dengan melakukan pembuatan tambak menggunakan pasir,”jelas pria yang akrab disapa Hadi ini.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak tujuh kepala keluarga (KK) yang menghuni tujuh rumah di Dusun Krajan Lor, Desa Tanjungpuro, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan terancam erosi dari Sungai Lorok. Sejak April 2021 lalu, erosi jadi ancaman bagi warga di kawasan tersebut.

Adapun tujuh KK itu adalah Misradi total 3 anggota keluarga, Budiono 3 anggota keluarga, Tuwadi (Tumirah) 2 anggota keluarga, Tumarno 2 anggota keluarga, Basofi 4 anggota keluarga, Katwanto 3 anggota keluarga dan Jayadi 3 anggota.

Pemdes Tanjungpuro sendiri sudah membuat surat ke dinas terkait untuk melakukan bronjongisasi sepanjang 250 meter di kawasan itu.

Pewarta: Dwi Purnawan