Pacitanku.com, PACITAN – Tim Umar Syahid SMK Negeri 1 Donorojo berhasil meraih juara 2 dalam lomba membuat Aplikasi Mobile Edukasi (MAME) Tahun 2021 untuk kategori pelajar yang digelar oleh Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, yang diselenggarakan pada tanggal 20 September sampai dengan 25 September 2021 secara dalam jaringan (Daring).
SMKN 1 Donorojo dengan anggota tim Bayu Putra Sadewa, Falah Anugerah Putra, Wahyu Tri Cahyono dan Denny Irawan dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMKN 1 Donorojo berhasil meraih prestasi juara 2 dengan dengan Judul Aplikasi “Sang Penari – Game Ritme Edukasi.”
Dalam keterangan pers tertulis yang diterima Pacitanku.com, Bayu Putra Sadewa salah satu anggota tim mengatakan pelaksanaan kegiatan MAME 2021 ini dibagi dalam 4 tahapan, yaitu Sosialisasi/Publikasi, Pendaftaran dan Pengumpulan Karya, Seleksi Karya Kontributor, dan Seleksi Karya Terbaik. 722 Peserta seluruh Indonesia.
Lebih lanjut, Bayu mengatakan MAME 2021 merupakan perubahan nama dari Lomba Aplikasi Mobile Kihajar. MAME memilih karya Aplikasi Mobile Edukasi yang layak untuk dimanfaatkan bagi pendidikan di Indonesia.
“Karya ini merupakan aplikasi yang dijalankan di perangkat smartphone atau tablet serta mengandung unsur pendidikan,”kata dia.
Sementara, Falah Anugerah Putra mengatakan sekolahnya membuat sebuah aplikasi yang dikemas dengan jenis aplikasi yaitu Game.
“Game yang dibuat selain menyenangkan juga mengandung nilai-nilai edukasi dan pastinya mengajarkan banyak ilmu bagi para pemain,”ujarnya.
Senada dengan Falah, Wahyu Tri Cahyono mengatakan sekolahnya membuat sebuah game edukasi yang dikolaborasikan dengan game ritme (rhythm game) yang sedang populer saat ini.
“Game tersebut bertemakan tentang Kesenian Tari Tradisional Nusantara, alasan terpilihnya tema tersebut karena Kesenian Tari di Indonesia merupakan sebuah adat/tradisi yang sudah terkenal di kancah nasional maupun internasional,”jelasnya.
Selain itu, dia mengatakan game tersebut juga kami usung dengan literasi-literasi yang menarik, terdapat literasi mengenai sejarah, asal tarian, fakta menarik dan banyak lagi literasi yang berhubungan dengan seni tari.
“Adapun tarian-tarian yang kami masukkan diantaranya, Tari Kethek Ogleng dari Pacitan, Tari Saman dari Aceh, Tari Tor-tor dari Sumatera Utara. Ditambah lagi dari background dan audio backsound dalam aplikasi juga kental dengan nuansa asli dari tarian tersebut, karena kami menggunakan backsound dan background asli dari tarian yang kami pilih,”papar dia.
Anggota tim lainnya, Denny Irawan mengatakan aplikasi juga terdapat animasi, yang dimana dalam 1 animasi tersebut membutuhkan waktu cukup lama, yaitu 1 bulan pengerjaan.
Selain itu, kata dia, setiap animasi juga membutuhkan 700-1000 frame yang djbagi menjadi 4 frame per second. Jadi kami harus teliti dan harus bisa memanage waktu se-efisien mungkin.
“Biaya pembuatan aplikasi kami gratis, dikarenakan dalam pembuatan kami menggunakan software/aplikasi open source atau gratis. Ditambah lagi sources/resources yang kami gunakan adalah buatan sendiri,”tandasnya.
Sementara untuk OS (Operasi Sistem) Deny mengatakan pihaknya menggunakan Linux distro Ubuntu Focal Fossa 20.0.1LTS. OS tersebut sangatlah populer dikarenakan open sources, gratis, mudah digunakan, dan pastinya sangat ringan untuk perangkat komputer.
“Game Engine sendiri kami menggunakan GDevelop 5, game engine ini juga cocok bagi para pemula yang baru/ingin belajar membuat game. Karena bahasa pemrograman (coding) pada software ini berbasis HTML 5 yang dikemas menggunakan visual scripting, selain itu software ini juga fleksibel, mudah diakses secara gratis melalui Windows, Linux, maupun Web Browser,”pungkasnya. (red/DP)