Meski Jadi Sebagai Salah Satu Budaya, Camat Pacitan Dukung Pelarangan Sementara Rontek Gugah Sahur

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Maraknya Operasi pembubaran Kegiatan Rontek gugah sahur oleh aparat kepolisian, menuai banyak respon dari berbagai kalangan, seperti tokoh masyarakat , pemuda dan beberapa pelaku seni.

Pasalnya, kegiatan rontek adalah salah satu budaya pacitan yang setiap tahun selalu dilakukan terutama pada bulan Suci romadhon, sebagai sarana gugah sahur atau membangunkan masyarakat untuk kegiatan sahur.

Menurut mereka, Rontek itu sudah menyatu dalam darah daging masyarakat, dan mengalir keluar saat memasuki bulan suci romadhon.
Tidak tanggung – tanggung, kelompok pemuda, masyarakat desa, mulai anak – anak, remaja, dewasa, orang tua, rela merogoh saku pribadi untuk membuat peralatan rontek yang terbuat dari bambu pilihan.

Bagi mereka, bulan suci romadhon, tidak hanya sebagai bulan penuh berkah melakukan ibadah puasa dan kebaikan, tapi juga bulan untuk pesta rontek yang digelar keliling kampung dan dusun.

Seiring berkembangnya waktu. Rontek gugah sahur, mulai bergeser dari fungsinya. Awalnya sebagai sarana gugah sahur, namun kemudian menjadi ajang unjuk eksistensi antar wilayah yang kemudian memicu munculnya rasa primordialisme dan mengarah pada aksi tawuran.

Pergeseran fungsi inilah yang memunculkan reaksi keras dari pihak kepolisian. Ditambah dengan adanya ulah oknum beberapa pemuda peserta rontek yang berkeliling sambil menenggak minuman keras. Pengaruh inilah yang kemudian memunculkan konflik yang berujung pada tawuran.

“Rontek adalah budaya, dan tidak akan pernah hilang. Walaupun dilarang. Namun rontek tetap mengakar dalam masyarakat kita,” kata camat acitan, Djoko Putro Utomo, Senin (26/04)

Sementara itu, tindakan responsif aparat kepolisian membubarkan kegiatan rontek, adalah sebagai usaha cipta kondisi ketertiban dan keamanan, terutama mengacu pada kondisi pandemi COVID-19.

“Kami mendukung pelarangan saat ini. Kami berharap masyarakat bersabar. Ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19. Saya yakin, nanti saat pandemi hilang, rontek akan kembali muncul, karena rontek adalah budaya masyarakat Pacitan yang tak lekang oleh waktu,”pungkas camat Pacitan pada pewarta.

Pewarta: Julian Tondo
Editor: Dwi Purnawan