Prosesi Pengambilan Tirto Wening Hari Jadi Pacitan 276 Dilaksanakan

oleh -9 Dilihat
Pengambilan Tirto Wening rangkaian upacara hari jadi Pacitan. (Foto: Dok Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Rangkaian peringatan Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke-276 telah dimulai seiring dilaksanakannya pengambilan Tirto Wening yang dilakukan di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, kali ini pelaksanaan pengambilan Tirto Wening di Desa Sukoharjo dilaksanakan secara sederhana dan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.

Kegiatan itu dilaksanakan oleh perangkat desa setempat bersama juru kunci Sumur Njero di petilasan Bupati pertama Pacitan Raden Tumenggung Notopuro.

“Sesuai petunjuk acara kami laksanakan secara sederhana, supaya tidak menimbulkan kerumunan,” kata Kepala Desa Sukoharjo Muhammad Anam, seperti dikutip dari laman Pemkab Pacitan, Kamis (4/2/2021).

Selain menjaga sejarah, prosesi ini diharap bisa menjadi jalan Kabupaten Pacitan yang madani dan terhindar dari segala mara bahaya. Termasuk oleh wabah Covid-19 yang kini masih dalam penanganan serius pemerintah.

Air yang diambil tersebut kemudian diarak oleh perangkat dan disimpan di kantor desa tersebut. Nantinya pada puncak HUT atau pada Jumat (19/2/2021) mendatang, Tirto Wening kemudian dibawa ke Pendopo Kabupaten Pacitan pada prosesi wilujengan.

Untuk diketahui, agenda Tirto Wening sebagai rangkaian peringatan Hajatan. Upacara adat Tirto Wening dan Rucuh Pace ini masuk dalam rangkaian acara inti sejarah panjang Kabupaten Pacitan di desa cikal bakal Pacitan.

Pacitan diketahui berasal dari dua desa yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Kota Pacitan yaitu Desa Nanggungan dan Desa Sukoharjo.

Pacitan sendiri terambil dari kata Pace dan Ketan yang berasal dari Desa Nanggungan. Saat prosesi Tirto Wening dan rucuh pace digelar, Bupati Pacitan dan istri dibasuh tangan dan kakinya menggunakan tirto wening. Sementara untuk rucuh yang dibawa dari Desa Nanggungan diminum Bupati.

Dalam prosesi alurnya, di Desa Sukoharjo Kecamatan diadakan ritual pengambilan air di sumur njero yang biasa disebut Ritual Tirto Wening. Sumur njero adalah sumur peninggalan Tumenggung Notopuro yang selalu digunakan dalam hari jadi Pacitan, sumur ini digunakan hanya setahun sekali, setiap diadakan Ritual Tirto Wening tersebut.

Bukan sembarangan ritual, proses pengambilan air dalam sumur njero haruslah didampingi juru kunci. Air yang diambil dari sumur akan diletakkan dalam kendhi, kemudian dibawa dan diberikan kepada Bupati Pacitan di Pendopo Kabupaten Pacitan. (red)

Prosesi Atur “Tirto Wening” dan “Ngunjuk Rucuh Pace” Hajatan ke-274