Achmad Sunhaji Sebut HG Soedibyo Pernah Inginkan Indartato Sebagai Cawabup

oleh -0 Dilihat
Achmad Sunhaji

Pacitanku.com, PACITAN – Kemunculan figur Achmad Sunhaji di pemberitaan media belakangan ini, memang banyak menuai kontroversi. Sosok fenomenal ini, sedikit membuat hangat jagad perpolitikan lokal. Tak sedikit para pelaku politik praktis, utamanya para bakal calon bupati yang kebakaran jenggot atas pernyataannya yang terkesan blak-blakan. Namun tak sedikit pula dari mereka yang merasa lebih terangkat tingkat popularitasnya.

Lantas siapa sebenarnya mantan politikus gaek yang dikenal ceplas-ceplos ini? Perlu diketahui, Achmad Sunhaji, ternyata punya andil besar dibalik karir politik Bupati Indartato. Dialah salah satu dari sekian banyak tim sukses Indartato, yang paling kekeh memegang prinsip, agar Indartato tetap tampil sebagai calon bupati kala itu.

Bahkan disaat mengalami masa sulit, Sunhaji mengakui masih konsen untuk berjuang agar mantan Kepala Bappeda Pacitan itu bisa terus berlanjut maju di panggung pemilu kepala daerah saat itu.

“Saat itu beliau (Indartato) memang pernah akan diposisikan sebagai calon wakil bupati dari HG Soedibyo. Namun kami kekeh, agar Indartato tetap tampil sebagai calon bupati,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Sabtu (29/2).

Menurut Sunhaji, figur Indartato saat itu memang sempat menjadi pergunjingan hebat di internal Partai Demokrat. Tak sedikit pula yang hendak menjegalnya, agar ia tak bisa meraih rekomendasi pencalonan.

“Indartato nyaris terdepak saat itu. Namun kami sempat melakukan perlawanan dengan menempatkan posisi nilai tawar. Kalau seandainya Partai Demokrat tidak merekomendasikan Indartato, kami siap untuk melawan jago dari Demokrat melalui jalur perseorangan. Jangan sampai Demokrat bunuh diri dan terkubur di kampungnya sendiri seandainya tidak merekomendasi Indartato ketika itu,” cerita Sunhaji.

Hingga akhirnya, atas perjuangannya dan beberapa rekan sejawatnya dalam memberikan sugesti dan hipnotis politik kepada kerabat dekat Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga akhirnya jatuhlah surat rekomendasi pencalonan Partai Demokrat kepada Indartato.

“Ini pembelajaran sejarah perpolitikan pemilu kepala daerah di Pacitan yang berliku. Akan tetapi yang paling substansial, suara masyarakat lebih menentukan dari pada suara pimpinan partai politik,” tuturnya.

Untuk itulah, Sunhaji berpendapat, agar penyaringan bakal calon bupati nantinya tidak meleset dari harapan. Demokrat, lanjut dia, jangan mengedepankan ego sentrisnya. Namun bagaimana menjatuhkan pilihan kepada orang yang tepat, meskipun mereka bukan berangkat dari kader partai.

“Indartato dulu bukanlah kader partai. Dia kader birokrasi dan lama bergabung di Golkar saat era Orde Baru silam. Namun berkat kesantunannya, hingga akhirnya memiliki mangnet politik yang tidak terbendung,” pungkasnya.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Penyunting: Dwi Purnawan