Sugeng Nugroho: Tahun 2019 Menjadi Guru Di Tahun 2020

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Putra bupati Pacitan RS Tedjo Sumarto, Sugeng Nugroho mengatakan momen tahun baru menjadi banyak inspirasi yang bisa didapatkan. Salah satunya adalah tahun 2019 yang menjadi guru di tahun 2020.

“Mungkin banyak manusia dimuka bumi ini ada yang pernah merasakan  dan menjalani hidup yang berat, menyakitkan. Kehidupan bak panggung sandiwara yang tak mungkin selesai sebelum kiamat,”katanya pada Senin (30/12/2019).

Menurut Sugeng,  jika manusia merasakan kejadian pahit, mungkin membutuhkan kalimat bijak, kalimat filosofi dari para tokoh sufi, ulama, yang dapat memberikan motivasi diri pribadi.

“Kata – kata tersebut bisa kita jadikan sebagai bahan renungan sehingga menjadi bahan intropeksi. Belajar dari pengalaman ditahun 2019,  filosofi dan kalimat bijak tentunya dapat membantu     memberikan semangat dengan pola pikir positif dan mental yang lebih baik masuk di tahun 2020 nanti, kata Sugeng.

Lebih lanjut, Sugeng mengatakan dirinya masih semangat melontarkan peluru kalimat filosofi,  kepada petugas pena, bak bom atom yang jatuh di Hirosima dan Nagasaki.

“Hidup itu dihayati, jangan pernah membuatnya sakit, Sebenarnya hidup itu sederhana bila kita jalani dengan sabar, gembira dan bahagia. Jalani saja hidup ini dengan kapasitas kita, dan jangan pernah ikut campur dikehidupàn orang lain.

Namun, kata dia, jika manusia sendiri yang tidak mampu menjaga adab atau aklak kita, justru kita mengedepankan nafsu yang merugikan orang lain.

“Tanpa disadari hidup kita terasa berat dan sulit, dikarenakan kebiasaan kita sering bergosip, memcemooh orang lain tanpa sebab, karena ada rasa iri dalam hati, membuka aib orang lain, berucap buruk dan tidak benar, menganggap diri kita yang paling hebat, inilah yang menjadikan diri kita hidup terasa sulit,” tutur Sugeng.

Sehingga, Sugeng berprinsip biarkan kehidupan seperti air mengalir, bahwa hidup ini merupakan serangkaian perubahan yang alami dan spontan.

“Janganlah menolak kodrat Illahi, sebab itu hanya membuat penyesalan. Biarkan lah yang riil menjadi riil, biarkanlah sesuatu yang mengalir dengan alami kemanapun Allah SWT menentukan, seperti Syair yang diciptakan oleh Gesang, yang berjudul bengawan Solo, air mengalir sampai jauh,”jelasnya.

“Saya meyakini, membiarkan sesuatu hal mengalir secara alami, tak ubahnya kita menerima kenyataan hidup yang kita hadapi tanpa harus jahil.  Dibalik setiap peristiwa, tentunya ada hal baru yang bisa kita petik hikmahnya,” pungkas Sugeng.