Kekeringan Landa 63 Desa di Pacitan, Diprediksi Hingga Bulan Oktober

oleh -0 Dilihat
Warga berjalan dua kilometer menuju sungai untuk mendapatkan air (Muhammad Budi/Radar Pacitan)
Warga berjalan dua kilometer menuju sungai untuk mendapatkan air (Muhammad Budi/Radar Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Pujono, menuturkan kekeringan diperkirakan bakal lama dirasakan warga di sejumlah. Bahkan prediksinya hingga Oktober mendatang. 

Namun demikian BPBD telah menyiagakan mobil dan air bersih yang sewaktu-waktu bisa dilakukan droping ke wilayah yang mengalami kekeringan. ‘’Rencananya akan dijadwal, satu desa dua kali pengiriman. Digilir sesuai jadwal yang nanti dibuat BPBD,’’ terangnya, dikutip dari Radar Madiun, Sabtu (2/9/2017).

BPBD juga sudah memetakan potensi kekeringan di tahun ini. Ada 28 desa di 11 kecamatan yang tergolong sebagai kering kritis. Sedangkan 35 desa lainnya dikategorikan sebagai kering langka. 




Pengiriman air bersih akan diprioritaskan ke daerah yang termasuk kering kritis. Menurut Pujono, desa yang tergolong kering kritis merupakan daerah yang memang tergolong kering. ‘’Di samping karena curah hujan semakin menurun,’’ ujarnya.

Salah satu yang disubsidi BPBD adalah di Desa Sambong, Pacitan. Sebelumnya, untuk mendapatkan air bersih, warga di Dusun Nglaban dan Sengon harus berjalan dua kilometer menuju sungai terdekat. 

Urusan mandi dan mencuci bahkan juga dilakukan di sungai tersebut. Maklum, bak yang biasa jadi jujukan warga sudah tidak lagi ada airnya. 

Sigid Harianto, Kepala Dusun Nglaban, Desa Sambong menuturkan, yang biasa jadi andalan warga untuk mendapatkan air adalah sungai yang berjarak dua kilometer dari permukiman warga. Atau di sebuah bak penampungan air tak jauh dari dusun tersebut. 

Namun sejak lima bulan terakhir, bak penampungan air itu semakin jarang berisikan air. Di samping itu juga tidak ada upaya pengiriman air ke tempat penampungan tersebut. ‘’Warga juga tidak mungkin membuat sumur karena tidak ada pohon penahan air,’’ terangnya.

Kata Sigid, total warga yang terdampak mencapai 184 kepala keluarga (KK). Jumlah 84 KK merupakan warga Dusun Nglaban. Sementara 100 KK tercatat sebagai warga Dusun Sengon. Seluruh warga setempat mengakses sungai dan bak penampungan air tersebut. 

Yadi dan Nuryati, dua warga Nglaban, mengaku setiap hari harus bolak-balik sungai hanya untuk memenuhi kebutuhan air primer. Seperti untuk memasak. Keduanya berharap ada kiriman air dua hari sekali untuk membantu meringankan beban warga setempat. 

‘’Kami harap ada bantuan kiriman air dua hari sekali. Itu bisa membantu meringankan beban warga. Sebab, sudah tidak ada hujan, dan bak penampungan sudah kering,’’ kata Yadi.

Doa warga di dua dusun tersebut terkabulkan. BPBD mengirimkan air ke Desa Sambong. Satu unit truk dengan muatan 5.000 liter air bersih dikirim untuk dua dusun yang ada di desa tersebut. ‘’Selama kesulitan air, baru kali ini dikirimi air bersih,’’ ujar Sigid Harianto.