Bencana Tanah Gerak Kepung Pacitan

oleh -0 Dilihat
Tanah gerak di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. (Foto: Juliantondo/Pacitanku CJ)
Tanah gerak di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. (Foto: Juliantondo/Pacitanku CJ)

Pacitanku.com, TULAKAN – Bencana tanah gerak kini mengepung Pacitan. Perlu adanya peringatan dini dari pemkab kepada masyarakat, agar tragedi Banaran Ponorogo, tidak terjadi di kota 1001 gua dan pantai itu.

Yang terbaru, warga Desa Bungur, Kecamatan Tulakan, Pacitan, kini juga terkena bencana tanah gerak. Retakan di badan jalan provinsi yang menghubungkan Tulakan-Ngadirojo, merembet ke dua rumah warga setempat.

Sejak sepekan terakhir, salah satu rumah sudah dibongkar lantaran kondisinya tidak lagi aman. Sementara seorang warga lainnya memilih mengungsi ke rumah kerabat ketika malam, karena takut rumahnya roboh.

‘’Lebih baik dirobohkan terlebih dahulu karena sudah mau roboh, agar material bangunan masih bisa diselamatkan,’’ ujar Wahyu Eko Purnomo, salah seorang warga terdampak tanah gerak Desa Bungur, kemarin.

Wahyu menuturkan, awal mulanya, tanah gerak kali pertama berdampak pada jalan provinsi yang hanya berjarak sepelemparan batu dari rumahnya. Sejak setahun belakangan, badan jalan tersebut amblas sepanjang sepuluh meter. Kedalaman amblas mencapai lebih dari satu meter.

Tidak disangka, retakan mengarah ke dua rumah di timur jalan tersebut. Salah satunya rumah Wahyu. Tidak hanya muncul retakan di lantai dan dinding, rumahnya juga sudah miring sejak sebulan terakhir. Puncaknya satu pekan lalu, Wahyu mulai membongkar rumahnya. ‘’Belum tahu mau tinggal dimana. Untuk sementara menumpang di rumah orang tua,’’ terangnya.




Nasib Roni Triono juga sama. Rumahnya juga terdampak tanah gerak Bungur. Bedanya, Roni belum membongkar rumahnya. Untuk sementara ini, setiap malam, Roni dan keluarga mengungsi di rumah orang tua.

Menurut penuturannya, retakan mulai mengarah ke rumahnya dan Wahyu ketika puncak musim hujan Januari-Februari lalu. Setiap hujan turun, aliran air langsung mengarah ke rumah Roni dan Wahyu. ‘’Akibatnya, muncul retakan yang juga mengarah ke dua rumah. Termasuk, rumah saya,’’ ujar Roni.

Bencana tanah gerak di Bungur merupakan fenomena yang sudah berlangsung menahun. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Tri Mudjiharto, menyebut retakan di Bungur kali pertama diketahui tahun 2011 lalu. Namun, pergerakan tanah di Bungur tidak selalu parah.

Titik pertama yang munculnya retakan ada di badan jalan provinsi. Namun, DPU Bina Marga Jatim cepat bereaksi, dengan segera menambal retakan. ‘’Sudah aman, lalu muncul lagi sedikit-sedikit, lalu ditambal lagi. Seperti itu terus. Kali ini yang termasuk terparah,’’ terang Tri.

Penyebab tanah gerak Bungur ditengarai karena jenis tanahnya yang labil. Disamping itu, juga ada cesar (patahan) di bawah lokasi sekitar tanah gerak. Keberadaan patahan tersebut yang kemudian memunculkan pergerakan tanah, jika dipicu oleh beberapa hal.

Diantaranya, curah hujan tinggi, rambatan gerakan gempa, serta over tonase kendaraan yang melintas di atas jalan provinsi tersebut. ‘’Ketiga penyebab itu yang berangsur membuat jalan menjadi amblas dan merambat ke dua rumah warga sekitar,’’ jelasnya.

Tri mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan DPU Bina Marga Jatim terkait tanah gerak di Bungur. Mereka diharap dapat segera memperbaiki jalan yang sudah amblas satu meter itu. Sementara, dua warga terdampak tanah gerak yang rumahnya sudah dirobohkan diminta Tri untuk melapor ke pihak Desa Bungur.

Data laporan mereka dapat berguna untuk memperoleh bantuan bencana alam dari APBD. Desa yang kemudian akan melaporkan ke kecamatan, BPBD, dan bupati, untuk pengajuan bantuan bencana alam tersebut, kataTri.

Sumber: Radar Madiun