Oh, ini ternyata Penyebab Banjir di Wilayah Pacitan Kota

oleh -42 Dilihat
Bupati Indartato bersama warga saat meninjau genangan air di jalan protokol Pacitan, Sabtu (11/2/2017) kemarin. (Foto: Instagram Indartato)
Bupati Indartato bersama warga saat meninjau genangan air di jalan protokol Pacitan, Sabtu (11/2/2017) kemarin. (Foto: Instagram Indartato)

Pacitanku.com, PACITAN – Pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pacitan akhirnya mendeteksi penyebab banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan/Kabupaten Pacitan baru-baru ini.

Menurut keterangan Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pacitan, Sri Pudjo, Selasa (14/2/2017) sebagaimana dilansir dari Radar Madiun menyebutkan bahwa banjir di wilayah kota salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya saluran air di wilayah hulu hingga ke hilir.

Idealnya, semakin ke hilir maka saluran air semakin lebar. Tujuannya, untuk mengakomodasi aliran air yang semakin meningkat dalam perjalanan dari hulu ke hilir. Pasalnya, hujan yang turun juga bisa ikut menambah debit air.Namun, yang terjadi di Pacitan ternyata sebaliknya. ‘’Idealnya memang semakin lebar di hilir sungai. Namun, yang ada justru ada penyempitan,’’ kata Sri Pudjo.

Pada Senin (13/2/2017) kemarin Sri Pudjo beserta sejumlah staf dari DPUPR termasuk Kepala DPUPR, Budiyanto, berkeliling meninjau sejumlah saluran air yang ada di Pacitan. Dari hasil peninjauan, lebar tidak seimbang memang jadi salah satu penyebab utama dari terjadinya banjir di wilayah kota.

Disamping itu, pembangunan jembatan di atas saluran air menuju rumah-rumah warga ditengarai juga menjadi penyebab lain. Sebab, jembatan-jembatan kecil itu umumnya malah membendung aliran air karena tiang-tiang penyangganya mempersempit lebar penampang saluran. ‘’Bentang jembatan yang tidak sesuai malah justru membendung air. Dampaknya air pun meluber,’’ jelasnya.




Selain dua penyebab tersebut, penumpukan sedimen juga menjadi penyebab banjir kota. Di sejumlah saluran, air dari hulu yang membawa lumpur menyebabkan pendangkalan. Salah satunya terlihat di pintu air sungai Kunir, di Pucang Sewu, Pacitan.

Pintu air yang sedianya mengendalikan aliran air justru kewalahan menampung debit lantaran ada pendangkalan. Menurut Pudjo, kondisi pendangkalan karena penumpukan sedimen juga terjadi di beberapa saluran air yang lain. ‘’Banyak yang penuh, perlu dibersihkan,’’ ujarnya.

Pudjo menyebut, DPUPR punya sejumlah wacana untuk mengatasi banjir kota. Diantaranya, yang dinilai paling urgent, adalah membangun bypass. Bypass yang dimaksud adalah saluran yang langsung menghubungkan hulu hingga hilir.

Sehingga, dapat mengurangi beban debit air yang masuk ke wilayah kota. Menurut Pudjo, wacana tersebut sebenarnya sudah pernah dimunculkan beberapa tahun yang lalu. Namun, tetap perlu dilakukan survei ulang untuk mengetahui kondisi layak tidaknya bypass dibangun. ‘’Perlu survei ulang untuk mengetahui kondisi medannya. Jangan sampai tingkat elevasinya dari hulu ke hilir justru malah naik. Itu dapat menghambat kelancaran aliran air,’’ sebutnya.

Sebelumnya, Bupati Pacitan Drs H Indartato MM berpesan kepada seluruh masyarakat Pacitan untuk selalu menjaga saluran air. Hal itu, menurut Indartato agar aliran sungai di saluran air menjadi lancar dan tidak menyebabkan genangan air.“Mari bersama jaga saluran air kita selalu dalam keadaan bersih supaya aliran sungai lancar,”katanya. (RAPP002)