Tinjau Tanah Gerak Purworejo, Bupati Apresiasi Kearifan Lokal Semangat Gotong Royong Warga

oleh -0 Dilihat
Indartato kunjungi bencana purworejo. (Foto: Doc Info Pacitan)
Indartato kunjungi bencana purworejo. (Foto: Doc Info Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Bupati Pacitan Drs H Indartato MM mengaprsiasi semangat gotong royong warga RT 02 RW 05 Desa Purworejo, Pacitan yang terdampak bencana alam tanah gerak. Hal itu disampaikan Indartato saat meninjau lokasi tanah gerak pada Jumat (27/1/2017) kemarin.

“Kami mengapresiasi semangat gotong-royong yang masih terjaga. Nilai luhur tersebut terasa manfaatnya saat bencana melanda. Warga bertindak cepat membantu proses evakuasi tanpa lebih dulu menunggu petugas datang. Kearifan lokal tersebut, harus dipelihara,”katanya, sebagaimaan dikutip laman Pemkab Pacitan.

Bencana longsor yang menimpa belasan rumah warga tersebut menyita perhatian Pemkab Pacitan. Selain melihat langsung kondisi bangunan yang rusak, dalam kesempatan tersebut Indartato juga menyerahkan bantuan bagi warga terdampak. Dia pun berpesan kepada warga setempat untuk sellau waspada.

“Selalu berhati-hati karena kejadian ini berkaitan dengan fenomena alam. Peristiwa ini sudah  kami laporkan ke pemerintah lebih atas dalam rangka penanganan lebih lanjut,”ungkapnya lagi.

Sementara itu, Indartato menyampaikan bahwa tindak lanjut penanganan bencana adalah dengan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi, Meteorologi, dan Bencana Geologi (PVMBG). Tim dari lembaga yang bermarkas di Bandung itu diharapkan segera turun untuk melakukan penelitian. Hasilnya akan menjadi rujukan bagi langkah berikutnya.

“Pun dengan keberadaan alat peringatan dini longsor yang terpasang di lokasi, pemerintah daerah akan melaporkan kondisinya kepada pemerintah provinsi. Harapannya, ke depan alat tersebut dapat berfungsi lebih optimal sehingga kerugian dapat ditekan seminimal mungkin saat longsor terjadi,”pungkasnya.

Diketahui, sebanyak 15 rumah warga di bawah lereng di Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Pacitan rusak akibat tanah gerak. Dari 15 rumah yang rusak ada empat rumah yang rusak berat. Dalam perkembangannya jumlah itu bertambah menjadi 17 rumah.




Saat ini, retakan tanah akibat tanah gerak paling lebar mencapai sekitar sepuluh sentimeter. Rekahan atau retakan kemungkinan akan terus bertambah apabila intensitas hujan tetap tinggi.

Bencana tanah gerak yang melanda tersebut sudah terjadi satu tahun lamanya. Kali ini merupakan yang terparah. Semakin parah ketika memasuki bulan Desember tahun 2016 hingga saat ini.

Pada awalnya yang pertama terdampak hanya ada tiga rumah. Yakni rumah milik Sunarto, Kateni, dan Jaswadi. Ketiga rumah tersebut belakangan menjadi rumah dengan dampak terparah. Para pemiliknya kini enggan menghuni rumah masing-masing.

Sunarto dan keluarga memilih mengungsi ketika malam hari sejak awal Januari lalu. Sementara Kateni dan Jaswadi dua pekan terakhir ikut meninggalkan rumah saat malam.

Pergerakan tanah ditengarai terjadi karena intensitas hujan yang tinggi di sepanjang tahun lalu. Selain itu kontur Dusun Krajan berlokasi di daerah berbukit. Karena itu, tanah pun menjadi labil dan terus bergerak meski perlahan. Tanah gerak  tersebut  ternyata turut dipengaruhi gempa tektonik yang terjadi di berbagai daerah.

Meski dalam skala kecil dan tidak dapat dirasakan manusia, namun efek gempa tersebut mampu menjalar hingga ke lempeng tanah di bawah bumi Pacitan. Efek getaran tersebut membuat rekahan-rekahan yang semakin diperparah oleh intensitas hujan yang tinggi. (RAPP002)