Pembebasan Lahan Pembangunan Jalan Gemaharjo Akhirnya Kelar

oleh -1 Dilihat
Bupati Pacitan Indartato meninjau lokasi jalur amblas di Gemaharjo, Tegalombo. (Foto: Rakhmad Adi Mandego/Info Pacitan)
Bupati Pacitan Indartato meninjau lokasi jalur amblas di Gemaharjo, Tegalombo. (Foto: Rakhmad Adi Mandego/Info Pacitan)
Bupati Pacitan Indartato meninjau lokasi jalur amblas di Gemaharjo, Tegalombo. (Foto: Rakhmad Adi Mandego/Info Pacitan)
Bupati Pacitan Indartato meninjau lokasi jalur amblas di Gemaharjo, Tegalombo. (Foto: Rakhmad Adi Mandego/Info Pacitan)

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Proses pembebasan lahan milik warga yang terdampak pembangunan jalur provinsi ruas Pacitan-Ponorogo di Dusun Dondong, Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo akhirnya tuntas. Setelah negosiasi, tiga pemilik tanah terakhir akhirnya sepakat menjual lahannya. Realisasi ganti rugi sempat tertunda sejak Juli lalu.

Adapun total nilai pembayaran ganti rugi sebesar Rp 1,9 miliar dengan luas tanah sekitar 4.299 meter persegi. Perinciannya Rp 796,5 juta untuk ganti rugi lahan seluas 1.913 meter persegi milik Sugeng. Serta Rp 1,106 miliar diberikan kepada Rusiyem dan Ahmad Syarif sebagai ganti rugi lahan seluas 2.386 meter persegi milik mereka.

Tuntasnya tahapan ini membuktikan komitmen pemprov untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai target sebelum akhir tahun tercapai. Sebab, sebelumnya warga sempat menyoroti pelaksanaan pembebasan lahan tersebut berjalan lamban. Bahkan dikhawatirkan prosesnya bakal molor hingga 2017 mendatang.


Namun, nyatanya deadline bisa ditepati. Melalui pendekatan persuasif, warga pemilik lahan akhirnya rela melepas asetnya.

Kasi Jalan UPT Bina Marga Pacitan Budi Harisanoso mengatakan, jika upaya relokasi ini dilakukan karena kondisi tanah mengalami longsor. Menurut hasil studi penelitian yang dilakukan daerah tersebut tidak aman lagi untuk permukiman. Selain itu kondisi jalan lama juga sudah amblas. ‘’Semuanya (ganti rugi) sudah tuntas,’’ ujarnya Jumat (25/11).

Selanjutnya, tambah Budi, proses pembangunan fisik jalan rencananya akan tahun depan. Apalagi, detail enginering design (DED) pekerjaan tersebut sudah selesai dibuat. Dari situ diketahui, nanti panjang jalan baru sekitar 500 meter dengan lebar 7 meter.

Selain itu, lebar bahu jalan masing-masing sekitar 1,5 meter dengan dilengkapi saluran drainase di bagian sisi luar jalan. Kemudian penguatan tebing dengan beton bertulang. ‘’Mengenai anggaran kami belum tahu,’’ katanya.

Dia mengungkapkan, pembangunan konstruksi jalan baru di titik kilometer 228 tersebut cukup mendesak. Sebab, keberadaan dua jembatan bailey yang selama ini menjadi jalur penghubung antara Pacitan dengan Ponorogo itu diprediksi tidak bisa bertahan lama.

Mengingat intensitas kendaraan yang melintas di atas jembatan tersebut sangat padat. ‘’Setelah konstruksi jalan itu nantinya selesai, jembatan bailey yang mampu menopang kendaraan di atas 10 ton akan dibongkar,’’ jelas Budi. (Her/yup/RAPP002)

Sumber: Radar Madiun