Tahun ini, Kasus DBD di Pacitan Capai 972

oleh -0 Dilihat

penderita dbdPacitanku.com, PACITAN – Penyakit Demam berdarah dengue (DBD) mewabah di Kabupaten Pacitan, pada Januari hingga Juli 2016 tercatat sudah ada 972 kasus DBD yang terjadi. Kasus DBD bisa terus meningkat ketika kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, Rahmad Dwiyanto, mengatakan tahun ini kasus DBD di Pacitan cenderung meningkat dibandingkan 2015. Jumlah kasus DBD di Pacitan dari Januari hingga Juli 2016 mencapai 972 kasus, sedangkan jumlah kasus pada 2015 sebanyak 1.044 kasus.

Dia mengatakan pada 2015 endemik DBD di Pacitan berada di Kecamatan Pacitan, tetapi tahun ini hampir seluruh kecamatan terjadi kasus DBD. Kecamatan dengan suhu yang rendah yang biasanya minim kasus DBD, pada tahun ini juga banyak ditemukan penderita demam berdarah.

“Sampai Juli 2016 ini ada 972 kasus. Maret paling banyak terjadi kasus DBD. Sedangkan untuk wilayah paling banyak terdapat kasus DBD yaitu di kecamatan kota dengan jumlah 319 kasus. Ini merupakan laporan dari 24 Puskesmas di 12 kecamatan se-Pacitan,” kata dia kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Menurut dia, jumlah kasus DBD dimungkinkan bisa terus bertambah pada saat musim yang tidak menentu seperti sekarang. Apalagi, peran serta masyarakat dalam ikut menanggulangi DBD masih minim.“Saat ini cuacanya kan tidak menentu, terkadang panas kemudian hujan, tidak ada musim kemarau pada tahun ini,” kata dia.

Dia berharap peran aktif dari masyarakat untuk melakukan tindakan antisipasi DBD. Masyarakat diminta berkonsultasi ketika ada salah satu keluarganya yang mengalami panas secara tidak wajar, sehingga penderita DBD bisa diselamatkan sejak dini.

Selain itu, warga juga diimbau untuk mengubur barang-barang bekas, menguras penampungan air, dan menutup tempat yang berisi air. Dan ketika ada daerah yang memang perlu dilakukan fogging, pemerintah akan melakukan fogging. “Fogging bukan kunci utama dalam pemberantasan DBD, selain mahal juga karena zat yang terkandung dalam fogging itu racun yang sulit untuk diurai,” jelas Rahmad.

Sumber: Madin Pos