Basarnas Trenggalek Siaga Bencana di Wilayah Eks Karesidenan Madiun

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi Basarnas.

Pacitanku.com, TRENGGALEK – Badan SAR Nasional Kabupaten. Trenggalek, Jawa Timur, siaga 24 jam nonstop setiap hari mengantisipasi peningkatan potensi bencana daerah selama musim hujan.

“Tidak ada alasan untuk tidak bisa melakukan pertolongan kepada masyarakat, dimana pun lokasinya meski dengan jumlah personel minim,” kata Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Alfando Okta Bahari di Trenggalek, Rabu.

 Untuk mengefektifkan fungsi SAR di Pos SAR Trenggalek yang hanya berjumlah 24 personel, kata Alfando, pihaknya melakukan pembagian tugas berdasar empat kelompok search and rescue unit (SRU) yang masing-masing beranggotakan antara 5-7 personel.

Selain itu, kata Alfando, Basarnas aktif melakukan pelatihan maupun penguatan kapasitas potensi SAR yang ada di masyarakat, baik dari unsur TNI/Polri, pramuka, tagana, komunitas pecinta alam, maupun berbagai potensi SAR lain.

“Kami harus akui jumlah personel Basarnas Pos SAR Trenggalek jauh dari kata ideal. Harusnya satu anggota SAR itu meng-‘cover’ 100 KK. Tapi kami sejauh ini hanya memiliki 24 personel sementara wilayah tugas sangat luas,” ujarnya.


Alfando mengatakan, saat ini pos SAR Trenggalek menaungi sebelas daerah di wilayah eks-Karesidenan Kediri dan Madiun.

Wilayah atau daerah dimaksud yakni Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten/Kota Madiun, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, Ngawi dan Pacitan.

Padahal, kata Alfando, jumlah personel Basarnas di Pos SAR Trenggalek saat ini hanya 24 orang.

 “Tidak ada pilihan. Sesuai amanah Undang-undang dan selaku kepanjangan tangan pemerintah dalam melakukan fungsi SAR di daerah dan seluruh tanah air, tanggung jawab pertolongan kepada masyarakat harus tetap berjalan,” ujarnya.

Alfando menetapkan standar operasional prosedur (SOP) untuk respon permintaan bantuan SAR maksimal 30 menit setelah laporan masuk.

Jika satu tim SRU dikerahkan ke satu lokasi bencana dengan korban masih dalam proses tindakan operasi lapangan lalu muncul bencana di tempat lain dan terjadi korban, Alfando sesuai SOP basarnas akan memerintahkan tim SRU 2 untuk bergerak.

“Kalau kejadiannya besar dan mayoritas personel terfokus di satu lokasi bencana/musibah, kami akan mengirim tim kecil untuk melakukan tindakan pertolongan awal di lokasi kedua, atau dengan meminta bantuan tim Basarnas dari Surabaya,” katanya.

Hal yang tak kalah penting menjadi upaya basarnas, lanjut Alfando, adalah dengan mengoptimalkan setiap potensi SAR di daerah-daerah.

“Kami latih mereka sehingga memiliki kapasitas melakukan tindakan pencarian (search) dan penyelamatan (rescue) terhada korban jiwa/manusia pada awal bencana/musibah, sampai tim Basarnas datang,” katanya. (RAPP002/antara)