Capai 91 Kasus, Jumlah Penderita DBD di Pacitan Terus Naik

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Jumlah penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Pacitan kian hari terus bertambah. Terbaru, data dari dinas kesehatan (Dinkes) setempat hingga Rabu (27/1/2016) kemarin tercatat sebanyak 91 kasus penderita DBD yang melanda Pacitan.

Dengan demikian, selama sepekan, peningkatan jumlah penderita DBD semakin tinggi, karena sebagaimana diberitakan pada Rabu (20/1/2016) lalu, jumlah penderita baru sebanyak 25 kasus. Jumlah tersebut memang menurun dibanding bulan yang sama pada tahun lalu, dimana saat itu sebanyak 254 kasus DBD, namun kenaikan jumlah penderita ini tak pelak menjadi keprihatinan tersendiri.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinkes Pacitan, Bambang Wijanarko, mengatakan, kasus DBD dari hari ke hari memang terus bertambah. Menurut Bambang, pihaknya terus melaksanakan pengasapan (fogging) disejumlah tempat di Desa Menadi dan Tanjungsari. “Beberapa hari lalu di Desa Bangunsari dan Mentoro,” terang Bambang, Rabu (27/1/2016) kemarin.

Dikatakan Bambang, ‎ bertambahnya penderita DBD, mengindikasikan kalau pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tidak berjalan. Karena itu perlu adanya gerakan serentak (gertak) PSN. Sebab harus diakui, penyakit itu muncul lebih dilatari dari prilaku masyarakat serta lingkungan. Sedangkan pelayanan kesehatan (yankes) lebih terfokus pada pengobatannya. “Kalau sakit ya kita obati. Ini tupoksi pelayanan kesehatan,” tandasnya.


Hingga saat ini, penderita DBD yang mendominasi adalah Kecamatan Pacitan kota, Seperti Kelurahan Ploso, dan Desa Bangunsari. Disusul kemudian, Kelurahan Baleharjo, Pucangsewu, dan Pacitan. Sedangkan di kecamatan lain, misalnya di Desa Hadiwarno, Kecamatan Ngadirojo.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, Rachmad Dwiyanto, meminta masyarakat tetap waspada, mengingat penyakit DBD disebabkan karena virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Selain itu, penyakit DBD merupakan penyakit berbasis lingkungan. “Yang terpenting, masyarakat harus memantau kebersihan lingkungan. Bila mana perlu harus ada pemantau jentik disetiap rumah tangga,” katanya belum lama ini.

Untuk menghindari penyebaran yang lebih luas, Rachmad menyarankan kepada warga Pacitan untuk lebih giat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), yaitu menguras, mengubur, serta menutup (3M).

“Lebih baiknya dengan 3M plus, yaitu dengan penambahan abate di setiap penampungan air, saat ini intensitas hujan mulai meningkat. Diharapkan kewaspadaa masyarakat akan pertumbuhan jentik nyamuk juga lebih diintensifkan lagi,” ujarnya.

Pihak Dinkes sendiri, katanya, telah menginstruksikan ke semua unit pelaksana teknis (UPT) Puskesmas, agar melakukan penyelidikan opidemologis (PO) setiap ditemukan kasus DBD di semua lokasi. “Tindakan pencegahan paling mendasar, tetap mengedepankan PSN. Itu langkah paling jitu, guna meminimalisir kasus DBD,” tutupnya.

Data dari Dinkes sendiri, dalam kurun waktu sepanjang tahun 2015 lalu, setidaknya tercatat sebanyak 1.044 kasus penderita DBD dengan kejadian tertinggi ada di Januari hingga Februari. (yun/net/RAPP002)