Ini Langkah Pemkab Setelah Raih Kembali Piala Adipura

oleh -0 Dilihat
Kirab Piala Adipura di kompleks Pendopo Pacitan. (Foto: Pekathik Kadipaten)
Kirab Piala Adipura di kompleks Pendopo Pacitan. (Foto: Pekathik Kadipaten)

Pacitanku.com, PACITAN – Setelah mendapatkan Piala Adipura secara beruntun sejak 2008 hingga 2015, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan segera menyiapkan langkah strategis dan inovasi baru agar lambang supremasi tertinggi di bidang kebersihan dan lingkungan itubisa terus dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya.

Menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Pacitan, T. Andi Faliandra dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (25/11/2015) kemarin menyampaikan bahwa  masih perlu inovasi-inovasi terbaru agar predikat kota kecil terbersih masih tetap terlabelkan untuk Pacitan.

Menurut Andi, investasi dan inovasi memang harus berjalan sinergis. Sebaik apapun inovasi, tanpa ada dukungan pendanaan yang memadai akan sia-ssia. Selama ini, menurut Andi, dukungan investasi sudah sangat balance.

“Sehingga kedepan agar predikat tersebut masih tetap disandang Kabupaten Pacitan, perlu adanya pengembangan inovasi-inovasi kontenporer dari semua stake holder yang terlibat dengan kebersihan,” tandasnya.

Lebih lanjut,salah satu inovasi yang akan dikembangkannya yaitu pengolahan limbah plastik menjadi barang bernilai ekonomis tinggi. Menurutnya, untuk mengimplementasikan rencana tersebut memang perlu kekompakan dari semua pihak.

“Bukan hanya pemerintah, namun masyarakat dan pelaku usaha harus terlibat aktif, karena selama ini produksi sampah khususnya limbah plastik masih cukup tinggi,” ujarnya.

Andi menilai, limbah yang mestinya bisa disulap menjadi barang bernilai ekonomis tersebut hanya terbuang sia-sia. Kalaupun ditampung para pemulung, jumlahnya masih relatif kecil. “Kedepan, bagaimana sampah-sampah plastik tersebut bisa dikelola dan diolah menjadi biji plastik yang bisa mendatangkan banyak rupiah,” ungkap Andi.

Salah satu contoh, menurut Andi, adalah botol air minum kemasan. Selama ini, Andi menilai bahwa masyarakat hanya tahu bahwa barang bekas tersebut hanya untuk wadah kecap produksi rumahan, padahal punya nilai ekonomis lainnya yang bervariasi.

“Sebagai contoh, untuk satu seal penutup, bisa laku Rp 500. Leher botolnya, lanjut Andi, bisa bernilai Rp 2.500 per kilo gramnya (kg), belum lagi pantat botol bisa laku hingga Rp 3 ribu/kg, yang paling mahal badan botolnya, setiap satu kilonya bisa laku Rp. 6 ribu, tentu saja kalau inovasi ini bisa dilaksanakan, selain Pacitan tetap bersih, taraf perekonomian masyarakat juga kian meningkat,” bebernya.

Dengan konsep yang akan dikembangkan Pemkab tersebut, Andi juga menyakinkan bahwa para pemulung tetap bisa bekerja meski sampah plastik akan dikelola Pemkab.

“Yang akan dikelola, sampah-sampah plastik yang tercecer tidak sempat dipungut para pemulung, bahkan bila perlu, barang rongsokan yang sudah masuk di pengepul akan dibeli oleh pemkab dan dikelola serta diolah kembali. Kita sudah ada kemitraan dengan pabrik pengolah plastik,” tutup Andi.

Berdasarkan penelusuran Pacitanku.com, Pacitan sendiri, sejak tahun 2008 hingga tahun 2015 telah berhasil mendapatkan Piala Adipura secara beruntun. Sebelum mendapatkan Piala Adipura 8 kali beruntun, Pacitan sudah pernah mendapatkan Piala Adipura pada tahun 1995, 1996 dan 1997 yakni pada masa kepemimpinan Bupati Kol Inf (Purn) Sutjipto Hs. Sehingga total perolehan Piala Adipura di Pacitan hingga tahun 2015 ini adalah 11 piala. (yun/net/RAPP002)

Foto: Pekathik Kadipaten