Kekeringan di Jatim Tak Pengaruhi Swasembada Beras

oleh -0 Dilihat
Kekeringan mulai landa Pacitan. (Foto : Dok. PacitankU)
Foto Ilustrasi: Kekeringan mulai landa Pacitan. (Foto : Dok. Pacitanku.com)

Pacitanku.com, SURABAYA – Kekeringan yang melanda sejumlah daerah pada 2015 yang dipengaruhi El Nino mengakibatkan kemaru semakin penjang. Tentu dengan bencana alam kekeringan menjadi bencana rutin setiap tahunnya saat musim kemarau tiba dan berimbas langsung terhadap masyarakat, seperti kesulitan air bersih, lahan dan area pertanian mengering.

Namun demikian, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan musim kemarau panjang yang berimbas pada kekeringan tidak akan berpengaruh pada target swasembada beras di daerah setempat. “Meski ada kekeringan, tapi kami bisa pastikan tak akan berpengaruh pada swasembada beras,” ujar Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur Wibowo Eko Putro, Jumat (11/9) kemarin.

Ia mengatakan, kemarau panjang menyebabkan 22.126 hektare lahan persawahan di Jatim mengalami kekeringan, serta 809,1 hektare sudah mengalami puso.Namun, kata dia, jumlah puso sangat kecil dibandingkan dengan jumlah lahan pertanian di Jatim yang mencapai 1.177.160 hektare. Menurut dia, masalah kekeringan ini telah tertutupi dengan pola tanam petani yang sudah menyesuaikan dengan cuaca.

Dijelaskannya, di 2014 pada sub ron 1 (Januari-April), Jatim mampu memproduksi 6.261.572 ton gabah kering giling (GKG), di sub ron 2 (Mei-Agustus) memproduksi 4.122.155 ton GKG, dan pada sub ron 3 (September-Desember) produksi mencapai 2.013.322 ton GKG, dengan total produksi mencapai 12.397.094 ton. “Konsumsi kita sekitar 8 juta ton yang artinya masih surplus 4 juta ton lebih,” ungkapnya.

Selain luasan lahan produktif yang jauh lebih banyak dibanding yang mengalami puso, lanjut dia, sistem tanam dan teknologi pertanian juga menjadi faktor tingginya produksi padi Jatim. “Traktor, pompa air, alat pengering padi, alat pemanen telah diberikan kepada kelompok tani sebagai stimulan untuk meningkatkan produksi padi,” ucapnya.

Kendati tidak berpengaruh pada produksi padi, pihaknya tetap berkomunikasi dengan pemerintah pusat untuk mengambil sejumlah langkah kongkret, salah satunya meminta bantuan untuk rencana dibuatkan hujan buatan untuk mengisi waduk.

Sebagai bentuk antisipasi, Dinas Pertanian juga menyiapkan “embung” atau cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan di sejumlah daerah. “Kami sudah rencanakan anggaran untuk dialokasikan pembuatan ‘embung’, dam atau parit, serta pembuatan sumur air tanah dangkal,” ucapnya.

Selain bantuan anggaran dari pemerintah pusat, lanjut dia, Pemprov Jatim juga menyediakan sejumlah bantuan untuk menjaga stabilitas produksi pertanian dengan memberikan teknologi pertanian. Di antaranya, traktor dan “hand tractor”, pompa air, alat pengering padi, “combine harvester” atau alat pemanen yang telah diberikan kepada kelompok tani sebagai stimulan untuk meningkatkan produksi padi. “Pemprov Jatim juga masih terus memberikan pendampingan dan pemahaman terkait pola tanam ke kelompok-kelompok tani,” pungkasnya.  (RAPP002/Antara)