Tingkat Partisipasi Pemilih di Pacitan Fluktuatif

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Pacitan menilai tingkat partisipasi pemilih masyarakat Pacitan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) atau Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) cenderung Fluktuatif.

Hal itu disampaikan oleh Ketua LPPM STKIP PGRI Pacitan, Mukodi, pada acara desiminasi hasil riset partisipasi masyarakat dalam pemilu, Senin (7/9/2015) di Hotel Srikandi, Jalan Ahmad Yani No. 67A Pacitan. Agenda ini adalah kerjasama LPPM STKIP PGRI Pacitan dengan KPU setempat.

Menurut Mukodi,  partisipasi pemilih di Pacitan menurut kelompok usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan terbilang tinggi. “Dari sisi pendengaran akan adanya pemilihan, hasil survey menunjukan bahwa 95 persen masyarakat di Pacitan mendengar akan diselenggarakannya pemilihan, hanya sekitar dua persen masyarakat yang belum mendengar adanya Pilkada,” paparnya.

Namun, Mukodi menyampaikan bahwa tingkat pendengaran pemilih tertinggi berada di kelompok pemilih pemula. Yakni mereka yang telah berusia lebih dari 17 tahun. “Pada kelompok tersebut,‎ tingkat pendengaran akan adanya pemilu mencapai 100 persen,” tandasnya.

Desiminasi hasil riset partisipasi masyarakat dalam pemilu. (Foto: Wildan NSH)
Desiminasi hasil riset partisipasi masyarakat dalam pemilu. (Foto: Wildan NSH)

Sementara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pacitan sendiri juga memperhatikan terkait tingkat partisipasi masyarakat mengikuti agenda Pilkada ini. “Kehadiran pemilih tidak bisa dipersamakan antara pemilu yang satu dengan yang lainnya. Sebab masing-masing pelaksanaan pemilu, tingkat kehadiran pemilih berbeda,” ujar Damhudi, Ketua KPU Pacitan.

Menurut Damhudi, kehadiran pemilihan disetiap pemilu memang tidak bisa dipersamakan, antara pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah. Namun demikian, tingkat kehadiran pemilih di Pacitan disetiap tahapan pemilu terbilang cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari kehadiran pemilih di TPS yang menggunakan KTP.

“Pada pemilu legislatif 2009 lalu, pemilih yang datang ke TPS dengan menggunakan KTP tak lebih dari 300’an orang. Ini menandakan, partisipasi pemilih cukup tinggi. Sehingga dari jumlah tersebut, kalau dirata-rata disetiap TPS hanya ada satu atau dua orang pemilih yang menggunakan KTP,” jelasnya.

Alasan tak datang ke TPS di hari pencoblosan, kata Damhudi,  disebabkan mereka sedang tidak berada ditempat. Namun mereka mutlak menjadi penduduk Pacitan dan terdaftar sebagai jiwa pilih. Sebelumnya, KPU Pacitan sendiri menargetkan kehadiran pemilih dalam agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 9 Desember mendatang mencapai 75 persen.

Menurut Komisioner KPU setempat, Suhardi, di Pacitan, akhir pekan lalu, untuk mencapai angka tersebut, pihaknya akan melakukan berbagai upaya sosialisasi agar target 75 persen kehadiran pemilih tersebut bisa tercapai. “Walaupun target tersebut tinggi, kami  optimis bakal terealisasi sesuai rencana, salah satu upaya untuk mencapai realisasi target tersebut, dilakukan dengan memaksimalkan sosialisasi di setiap wilayah maupun melalui media,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, Pilkada Pacitan 9 Desember mendatang diikuti dua paslon bupati-wakil bupati. Yang pertama adalah Indartato-Yudi Sumbogo (Indigo)  yang diusung Partai Demokrat dengan didukung Partai Nasdem, PPP dan PKS. Sedangkan pasangan calon nomor urut dua, yaitu Bambang Susanto – Sri Retno Dewanti (Basudhewa) diusung PDIP dan Hanura, serta didukung PAN. (yun/RAPP002)

Perbandingan Tingkat Partisipasi Pemilih Pilkada-Pemilu di Pacitan (%)

Pilkada 2010  sebanyak 65,22 persen

Pilgub 2013 sebanyak 65,45 persen

Pileg 2014 sebanyak 71,74 persen

Pilpres 2014 sebanyak 69,04 persen.