Samosir Adopsi Konsep Pariwisata Pacitan dan Gunung Kidul

oleh -0 Dilihat
Bupati Samosir Mangindar bersama Kadisbudparpora Pacitan Wasi Prayitno dalam kunjungan di Pacitan beberapa waktu lalu. (Foto: Wasi Prayitno)
Bupati Samosir Mangindar bersama Kadisbudparpora Pacitan Wasi Prayitno dalam kunjungan di Pacitan beberapa waktu lalu. (Foto: Wasi Prayitno)
Bupati Samosir Mangindar bersama Kadisbudparpora Pacitan Wasi Prayitno dalam kunjungan di Pacitan beberapa waktu lalu. (Foto: Wasi Prayitno)
Bupati Samosir Mangindar bersama Kadisbudparpora Pacitan Wasi Prayitno dalam kunjungan di Pacitan beberapa waktu lalu. (Foto: Wasi Prayitno)

Pacitanku.com, SAMOSIR – Konsep pengembangan pariwisata di wilayah Gunung Sewu yang meliputi Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul mulai diadopsi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Samosir, Sumatera Utara.

Menurut Bupati Samosir, Mangindar Simbolon rencana penerapan konsep kepariwisataan tersebut dilakukan setelah pihaknya mengunjungi dua diantara tiga kabupaten tersebut, yakni Pacitan dan Gunung Kidul, beberapa waktu lalu. “Fokusnya ke Pacitan dan Gunung Kidul karena dua daerah itu merupakan kawasan geopark Gunung Sewu,” paparnya, belum lama ini di Samosir, Sumatera Utara sebagaimana dilansir kantor berita Antara. 

Sebagaiman diberitakan sebelumnya di Portal Pacitanku, Pemkab Samosir menggelar kunjungan dan study banding obyek wisata dan Geopark Gunungsewu di Pacitan, Ahad (24/5) hingga Senin (25/5) lalu. Di Pacitan, Pemkab Samosir akan melakukan study banding obyek wisata di Pacitan, seperti wisata alam Goa Gong, Goa Tabuhan, kemudian wisata Pantai di Pantai Klayar, wisata industri dan kerajinan seperti akik, batik tulis dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Selain itu, Pemkab Samosir juga mengunjungi Kabupaten Gunung Kidul. Dan menurut Mangindar, Kabupaten Gunung Kidul yang dikunjungi tersebut awalnya memiliki tanah yang tandus dan tertingal sehingga kurang memberikan manfaat bagi penerimaan daerah. “Namun dengan dukungan lapisan masyarakat, ketiga daerah itu mampu diubah menjadi kawasan alam hijau melalui program hutan rakyat yang mencapai 85 persen,”tandasnya.

Mangindar pun menceritakan konsep sukses Gunung Kidul mengelola sektor pariwisatanya hingga bisa menjadi pendulang Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang signifikan.

“Pemerintah daerah (Gunung Kidul-red) dan masyarakat setempat sepakat untuk mengelola tanah adat, mengelola ternak dengan tertib, dan membenahi infrastruktur jalan, berbagai pembenahan yang dilakukan tersebut menyebabkan Gunung Kidul mampu menjadi daerah yang menarik sehingga mendapatkan kunjungan dua juta wisatawan per tahun,” ungkapnya.

Hal itu, kata Mangindar, sama dengan alam Samosir yang berbukitan dan tandus, dengan persoalan tanah adat yang cukup kompleks. “Pemkab Samosir juga akan membangun jejaring wilayah-wilayah geopark di wilayah Samosir yang memiliki keunikan dan layak dijual ke masyarakat luas,” pungkasnya.  (RAPP002)