Pandangan dan Saran SBY Terkait Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Melambat

oleh -0 Dilihat
Presiden RI keenam, SBY saat jumpa pers di gedung Parlemen, Kamis (23/4/2015) kemarin. (Foto: SBY/fp)
Presiden RI keenam, SBY saat jumpa pers di gedung Parlemen, Kamis (23/4/2015) kemarin. (Foto: SBY/fp)
Presiden RI keenam, SBY saat jumpa pers di gedung Parlemen, Kamis (23/4/2015) kemarin. (Foto: SBY/fp)
Presiden RI keenam, SBY saat jumpa pers di gedung Parlemen, Kamis (23/4/2015) kemarin. (Foto: SBY/fp)

Pacitanku.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2015 tercatat paling lambat dalam lima tahun terakhir. Sebagian faktor adalah lemahnya permintaan dari pasar ekspor utama Indonesia seperti China dan Singapura serta belanja pemerintah yang lebih rendah dari harapan.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS),  perekonomian Indonesia tumbuh 4,71 persen dari tahun sebelumnya, dan melambat 5,01 persen dari triwulan sebelumnya. Secara kuartalan, perekonomian menyusut 0,18 persen setelah mengalami kontraksi 2,06 persen pada periode Oktober-Desember.

Kecemasan atas memburuknya situasi perekonomian Indonesia, bukan hanya disuarakan oleh pelaku pasar, tetapi juga oleh masyarakat luas. Terkait hal ini, Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki pandangan dan saran untuk menyikapi permasalahan tersebut.

“Sebaiknya kita tidak perlu panik. Keadaan seperti ini setiap saat bisa terjadi. Masa kini dunia ekonomi mudah dan sering mengalami gejolak, yang penting, pemimpin dan pemerintah menyadari dan mengakui bahwa memang ada persoalan yang harus ditangani secara serius,” paparnya melalui akun twitternya, baru-baru ini.

Lebih lanjut, SBY menyampaikan bahwa diperlukan gerak cepat dan solusi yang efektif untuk atasi persoalan fiskal dan  APBN, pertumbuhan yang melambat dan kelesuan investasi dan bisnis. “Juga harus diantisipasi kemungkinan meningkatnya pengangguran, serta gangguan terhadap kecukupan dan  stabilitas harga bahan pokok.

Menurut pria asal Pacitan ini, kalau berbagai persoalan ini tidak ditangani secara efektif, bisa saja keadaannya menjadi lebih buruk. “Ini harus kita cegah. Bagi pemerintah, apapun opsi dan kebijakan yang dipilih selalu ada plus dan minusnya. Ada pro dan kontranya. Tetapi tetap harus diambil,” tandasnya.

Yang penting, kata SBY, pemerintah beri solusi. Solusi tersebut diantaranya menetapkan policy response yang realistik dan sungguh dijalankan. “Jangan terlalu banyak beretorika. Dulu, sebagai Presiden, persoalan seperti ini sering saya hadapi. Juga tidak mudah. Tetapi dengan kerja keras dan tindakan tepat, selesai juga,” jelas SBY.

Dikatakan SBY, rakyat perlu beri kesempatan dan dukungan kepada Presiden Jokowi dan pemerintah, untuk atasi permasalahan di bidang ekonomi ini. “Saya menilai situasinya belum masuk krisis, masih ada waktu, masih tersedia solusi, penurunan ekonomi masih bisa dibalikkan,” pungkasnya. (RAPP002)