Warga Tulakan Keluhkan Peredaran Pupuk Phonska Palsu

oleh -5 Dilihat
Pupuk di Pacitan alami kelangkaan. (Foto : hargapupukdolomite.com)
Pupuk di Pacitan alami kelangkaan. (Foto : hargapupukdolomite.com)
Pupuk di Pacitan alami kelangkaan. (Foto : hargapupukdolomite.com)
Pupuk di Pacitan alami kelangkaan. (Foto : hargapupukdolomite.com)

Pacitanku.com, TULAKAN – Kondisi kelangkaan pupuk jenis Phonska di sejumlah wilayah di Pacitan diduga dimanfaatkan sejumlah orang tak bertanggungjawab. Pupuk dengan ciri fisik sama seperti Phonska ditengarai beredar di pasaran. Pupuk tersebut bermerk Phosnka yang sepintas mirip dengan merk pupuk bersubsidi buatan Petrokimia Gresik, Phonska.

Salah satu pembeli di Desa Wonosidi, Tulakan, Zulfikar, Selasa (10/2/2015) mengeluhkan peredaran pupuk palsu ini. Dikatakn Zulfikar, dirinya membeli pupuk dan mengira pupuk yang dibeli adalah Phonska bersubsidi. Namun, setelah ada di tangan, barulah diketahui pupuk tersebut berlabel Phosnka.

“Mereknya Phonsnka mirip dengan pupuk Phonska, saya sudah beli satu sak dengan harga Rp. 155.000, namun efeknya tidak ada perubahan terhadap tanaman,” ujar Zulfikar saat dikonfirmasi Portal Pacitanku.

Zulfikar menduga pendistribusi Phonska palsu memanfaatkan kondisi yang ada di lapangan. Ketika Phonska bersubsidi langka di lapangan, mereka masuk menawarkan dagangan yang dibuat semirip mungkin dengan produk aslinya. Tapi, soal kualitas, dirinya masih meragukan.

“Yang palsu cirinya berwarna merah seperti tanah, dan membuat tanah tidak subur, sementara yang asli berwarna merah tua dan subur pada tanaman bila buat memupuk,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah petani di Pacitan memang sedang mengalami masalah kelangkaan pupuk. Namun dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan sendiri akan mengantisipasi kelangkaan pupuk tersebut dengan mengubah mekanisme distribusi penyaluran pupuk hingga ke petani. Hal ini menyusul kelangkaan pupuk yang masih akan terjadi pada tahun ini.

“Kita akan sikapi kekurangan itu dengan langsung mendistribusikan pupuk ke desa-desa. Kekurangan itu akan ditanggung besama. Dengan begitu, kedepan tidak akan ada lagi suara sumbang, soal kelangkaan pupuk. Sebab, dari awal petani sudah disosialisasikan alokasi pupuk yang hanya direalisasikan 62 persen dari kebutuhan,” jelas Bagianto, Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Penyuluhan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, beberapa waktu lalu. (RAPP002)