Dua Korban Meninggal Dunia Akibat Tragedi Mina dari Probolinggo

oleh -0 Dilihat

Pacitanku.com, SURABAYA – Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur memastikan dua dari tiga korban musibah terowongan Mina, Mekkah, asal Indonesia merupakan jamaah haji dari Probolinggo, Jawa Timur yang terbang dengan Kelompok Terbang 48/Debarkasi Surabaya (SUB).

“Hingga Kamis (25/9) malam, informasi memang masih simpang siur, ada yang menyebut dari Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, dan seterusnya,” kata Kepala Humas Kanwil Kemenag Jatim Mahsun Zain di Surabaya, Jumat (25/9).

Namun, katanya, Kemenag RI sudah memastikan untuk sementara tercatat tiga korban meninggal dunia dalam musibah jamaah terinjak-injak di Jalan Arab 204, Mina, Mekkah, saat menuju Jamarat untuk melontar jamrah, Kamis (24/9) pagi. “Dua dari tiga korban itu berasal dari Probolinggo, sedangkan satu korban lainnya dari Debarkasi Batam. Bahkan, Wagub Jatim H Saifullah Yusuf langsung ke Probolinggo bersama Pak Mahfud Shodar (Kakanwil Kemenag Jatim) pada Jumat (25/9) pagi,” katanya.

Dua haji yang menjadi korban meninggal dunia dari Probolinggo adalah Hamid Atwi Tarji Rofia (51 tahun) asal Kelompok terbang (Kloter) 48/Surabaya (SUB), kelahiran Probolinggo 3 Mei 1964, Maktab 2, nomor paspor B1467965. “Satu korban tewas lagi dari Kloter 48/Debarkasi Surabaya (SUB) adalah Sumaniro dari Desa Triwungan, Blok Krajan, Kecamatan Kota Anyar, Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Khusus Sumaniro, identifikasi masih terus dilakukan, namun kesaksian sudah disampaikan Ketua Rombongan (Karom) Mugi Suryojaya dari Kloter 48/Debarkasi Surabaya (SUB). “Kami berangkat melempar jamrah dari Mina Jadid. Sesampai di Jalan 204, sebelum jembatan, tampak jamaah menumpuk dari dua arah. Lokasinya setelah pasar. Saya melihat langsung Pak Niro meninggal dalam peristiwa itu,” kata Mugi Suryojaya.

Di Media Center Haji (MCH) di Mina, Mugi menjelaskan saat itu jamaah yang mau masuk bertemu dengan jamaah yang akan ke luar di jalan tersebut. “Kami terhimpit, kebanyakan kepanasan dan akhirnya korban berjatuhan. Salah satu korban yang meninggal merupakan anggota rombongan saya,” katanya.

Ia merinci nama jamaahnya adalah Niro dari Probolinggo. Saat di lokasi kejadian, dia lepas dari dirinya. “Beberapa saat kemudian, saya lihat digotong sama askar (petugas Arab) dan ditaruh di bawah jembatan, wajahnya ditutup kain ihram,” katanya.

Kesaksian juga disampaikan salah seorang anggota rombongan yang selamat, Hasan. Ia mengaku jenazah Niro itu langsung dibawa askar. Ketika kejadian, almarhum berada di belakang posisinya. “Saya buka ihram yang nutupi wajahnya. Saya lihat ada slayer hijau di leher dan mukanya memang Pak Niro. Saya bilang ke askar, ini teman saya, terus kemudian dibawa pergi,” ujarnya.

Sementara itu, PPIH Arab Saudi mengidentifikasi korban dari Debarkasi Batam adalah Busyaiyah Sahel Abdul Gafar (50 tahun) asal Kloter 14/ Batam (BTH) 14, Maktab 1, nomor paspor A2708446. (RAPP002/Antara)