Donorojo Angkat Tema “Laku Garu” untuk Ketahanan Pangan di Festival Ronthek Pacitan 2025

oleh -297 Dilihat
Donorojo Semarakkan Festival Rontek Pacitan 2025 dengan Tema "Laku Garu". Tema ini merefleksikan perjalanan pertanian, dari memohon hujan hingga panen sebagai wujud syukur, sekaligus mengingatkan pentingnya ketahanan pangan. (Foto: Sulthan Shalahuddin)

Pacitanku.com, PACITAN — Kecamatan Donorojo turut menyemarakkan Festival Ronthek Pacitan 2025 dengan mengangkat tema “Laku Garu”, sebuah istilah Jawa yang juga dikenal sebagai “bujul”.

Tema yang bikin Makin Tahu Indonesia ini merefleksikan perjalanan pertanian, mulai dari memohon turunnya hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa hingga masa panen sebagai wujud syukur atas hasil bumi.

Pelatih Rontek Donorojo, Eko Hartanto, menjelaskan bahwa tema yang diusung kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Kalau dulu mengambil tema adat seperti ceprotan dan lainnya yang ada di desa-desa kami, kalau sekarang kami mengambil tema umum pertanian yang berhubungan dengan ketahanan pangan,” ujar Eko saat ditemui Pacitanku.com, Sabtu (5/7/2025) malam.

Dalam proses latihan, tim Donorojo sempat menghadapi sejumlah kendala, seperti ketidakhadiran peserta karena kesibukan pribadi dan perbedaan pendapat di antara anggota.

Namun, semangat untuk menampilkan yang terbaik tetap menjadi prioritas utama.

“Harapannya semoga Rontek Kabupaten Pacitan selalu eksis, semoga selalu maju, dan tentunya Pacitan jaya,” pungkas Eko Hartanto.

“Laku Garu” Jadi Tema Donorojo di Festival Rontek Pacitan 2025. Kecamatan Donorojo menampilkan filosofi pertanian yang mengajarkan kesabaran, kerja keras, dan syukur, demi melestarikan budaya dan ketahanan pangan daerah. (Foto: Sulthan Shalahuddin)

Tema “Laku Garu” yang diangkat oleh Donorojo pada tahun ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan daerah.

Filosofi di balik kegiatan bertani lebih dari sekadar bercocok tanam. Ini adalah cerminan filosofi hidup yang mengajarkan kesabaran, perjuangan, kerja keras, dan rasa syukur.

Dalam setiap proses bertani—dari menggemburkan tanah, menanam benih, merawat tanaman, hingga menuai hasil panen—terkandung nilai-nilai kehidupan luhur yang diwariskan turun-temurun.

Bertani juga menumbuhkan kekuatan jiwa dan semangat gotong royong, di mana petani saling membantu dan menguatkan.

Kedekatan petani dengan alam juga menanamkan nilai spiritual yang dalam, menyadari sepenuhnya bahwa hasil panen bergantung pada kehendak Tuhan, sehingga setiap musim tanam diawali dengan doa dan diakhiri dengan rasa syukur.

Live Streaming Festival Ronthek Pacitan 2025 Hari Pertama

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.